RESENSI BUKU
Judul : Agar Ngampus Tak Sekadar Status
Penulis : Rabi’ah al-Adawiyah dan Hatta Syamsuddin
Penerbit : Indiva Publishing
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 216 halaman
Manusia
dibekali Allah SWT dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Pada
dasarnya manusia mempunyai banyak potensi kecerdasan, hanya saja tidak
semua manusia mampu mengelola potensinya tersebut dan menjadikannya
sebagai bekal untuk sukses. Sukses adalah suatu pilihan. Banyak jalan
untuk menuju kesuksesan. Salah satu jalan kesuksesan bisa ditempuh
melalui dunia kampus dengan menyandang predikat sebagai mahasiswa. Dalam
buku ini disajikan banyak pencerahan sebagai bekal untuk mengarungi
dunia kampus mulai dari pemilihan fakultas di universitas yang sesuai
dengan tipe kecerdasan dan minat bakat kita serta berbagai strategi
sukses lolos ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi.
Selain itu, di
buku yang tidak begitu tebal ini juga diuraikan tentang tips memilih
tempat kos. Memilih kos, bagi mahasiswa dari luar kota (rantau) menjadi
suatu hal yang sangat penting karena kos akan sangat mempengaruhi
dirinya. Memilih kos tidak hanya sekedar bagus harga dan fasilitasnya,
tapi juga bagus kondisi lingkungan dan penghuninya. Kos juga menjadi
media yang efektif untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang
lain yang memiliki karakter yang beragam. Kos tidak hanya sebagai rumah
kedua yang digunakan untuk makan dan tidur, tapi juga sebagai tempat
untuk mengasah dan membentuk pola pikir, kedewasaan, dan perilaku kita.
Buku
ini juga membahas berbagai masalah yang sering dialami mahasiswa ketika
mengawali kiprahnya di dunia kampus. Ketika sudah menjadi mahasiswa
baru, biasanya digelar acara OSPEK. Akan tetapi, mahasiswa baru sering
menilai bahwa OSPEK identik dengan kekerasan dan perploncoan. Memang,
OSPEK seperti itu masih didapati di beberapa kampus, tapi banyak juga
kampus yang mulai meninggalkan OSPEK seperti itu yang hanya terkesan
sebagai ajang balas dendam dan senioritas. OSPEK yang edukatif, sarat
muatan intelektual dan kreativitas tentunya akan lebih banyak
mendatangkan manfaat.
HIDUP MAHASISWA!!!
Dua kata sarat makna yang sering diteriakkan dengan semangat bergelora.
Seorang mahasiswa mempunyai kedudukan yang istimewa dalam masyarakat
terutama perannya sebagai agent of change (agen perubahan). Oleh karena
itu, dibutuhkan mahasiswa yang tidak hanya berkutat di kampus, kos, dan
kantin tanpa berkontribusi nyata, tapi mahasiswa yang unggul dalam
berbagai bidang, baik bidang akademis maupun nonakademis, mahasiswa yang
mempunyai nilai Indeks Prestasi (IP) tinggi dibarengi dengan keunggulan
dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, mahasiswa
yang berhasil mengembangkan soft skill-nya, serta mahasiswa yang mampu
memposisikan dirinya sebagai problem solver (penyelesai masalah), bukan
trouble maker (pembuat masalah).
Pada buku ini juga dituliskan bahwa
ada yang harus berubah ketika kita berada di sebuah institusi pendidikan
paling tinggi (Perguruan Tinggi). Salah satu hal yang harus kita ubah
adalah makna belajar. Kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjadi
pembelajar ataukah menjadi pengumpul nilai. Seorang pembelajar akan
sangat menghargai setiap hal yang didengar, dirasa, dan dipikirkan.
Pembelajar tidak pernah merasa dirinya sudah “pandai”. Sebaliknya,
seorang pengumpul nilai akan merasa “puas” jika berhasil mendapat nilai A
atau B tidak peduli apakah untuk memperolehnya harus dengan kecurangan
sekalipun. Nilai yang bagus tapi dengan proses yang tidak halal
memberikan dampak yang tidak baik saat terjun di masyarakat, karena itu
sebagai mahasiswa jangan hanya memburu nilai yang bagus. Segala sesuatu
jangan hanya dilihat dari hasilnya tetapi lihatlah dari prosesnya.
Kampus
tidak pernah sepi dari para aktivisnya. Orang-orang yang dalam
perkembangannya menjadi mahasiswa memiliki ketertarikan untuk “berbuat
lebih” dari sekedar memajukan diri sendiri lewat Indeks Prestasi (IP).
Aktivis kampus, secara sederhana dapat diwakilkan pada orang-orang yang
secara langsung atau tidak langsung menceburkan dirinya pada
organisasi-organisasi di kampusnya, baik internal (UKM, BEM, Dewan
Mahasiswa, dll) dan eksternal (pergerakan mahasiswa, ormas, dan
organisasi di luar kampus). Aktif di kampus akan mendatangkan banyak
manfaat, antara lain dapat menambah teman, mencari pengalaman, sarana
optimalisasi masa studi, tempat untuk mempertahankan idealisme serta
mengubah cara berpikir, dan lain sebagainya. Dalam buku ini juga
disertakan berbagai tips dalam memilih aktivitas di kampus yang sesuai
dengan minat bakat kita. Selain itu, dalam buku ini juga terdapat tips
dan trik kuliah di luar negeri juga daftar perguruan tinggi favorit.
Dengan membaca buku ini, pembaca akan mendapat gambaran tentang
keuntungan dan kelemahan kuliah di luar negeri serta cara agar bisa
kuliah di luar negeri.
Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang
akan maupun sedang kuliah di Perguruan Tinggi. Sayangnya, penulis buku
ini kurang menggunakan bahasa tulisan yang komunikatif sehingga terkesan
resmi dan kaku. Kupasan masalah yang hanya disajikan sekilas membuat
pembaca tidak puas dan penasaran. Terlepas dari semua kekurangan yang
ada dalam buku ini, penulisnya sudah berusaha memberikan yang terbaik
bagi para pembaca. Semoga kehadiran buku ini mendatangkan manfaat besar
bagi kita semua.
28 September 2008
Etika Suryandari
NB
: Untuk Ustadz Hatta Syamsuddin, ini resensi saya... minta feedback ya!
Tadz, bikin sayembara lagi dengan hadiah Buku "Muhammad is The
Inspiring Romance"... nanti saya buat resensinya :D [berarti saya yg
dapat bukunya ^^]
(Tulisan
ini diposting pada bulan Desember 2009 di blog sebelumnya)
Aisya Avicenna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna