Sebuah realita yang sedang mellilit umat Islam saat ini, fitnah besar yang tersusun secara sistematis yang selalu merangsang dan seakan menoreh luka di atas luka. Datang silih berganti, tidak hanya dari kaum muslimin tapi juga dari dalam komunitas umat sendiri. MEMILUKAN! Betapa tidak, zaman ini sering kita lihat nilai-nilai keimanan telah banyak mengalami pergeseran, ajaran-ajaran Islam dilanggar, fenomena beragama telah berubah drastis, batasan-batasan Allah diabaikan, kebenaran dan pengikutnya dianggap aneh dan mulai sirna, serta kebatilan dan pengikutnya malah semakin berkembang
Terlalu sempitkah pemikiran kita? Kalau kita ternyata tidak dapat menyeru umat kita sendiri untuk menepati kebenaran. Atau mungkin kita hanya bersembunyi di balik kekolotan paradigma individualisme kita sendiri. Bahkan, selalu dan selalu menindas hati untuk diam tanpa memberikan respon lantang dan tegas ketika dihadapkan pada pelajaran agama.
Ataukah kita terlalu nyantai memahami hadist mulia yang berujar bahwa jika engkau melihat kemaksiatan ubahlah dengan tanganmu, dan bila tidak mampu maka ubahlah dengan lisanmu, dan kalaupun tidak mampu cukuplah dengan hati, karena itu adalah selemah-lemah iman. Dan kebanyakan kita senang memilih opsi terakhir.
Suatu waktu, ketika kita telah bersemangat ingin memberi warna kebaikan di lingkungan kita, selalu saja ada yang membuat hati kita luluh tak bernyali. Padahal tidak kurang-kurangnya kita mendengarkan tausyah dari ustadz-ustadz yang dapat dijadikan formula jitu. Tapi apa yang membuat kita mudah melempem? Adakah metode kita yang masih keliru karena kurangnya kita ikhlas dalam beramal, ataukah minimnya bekal ilmu yang akan kita gunakan sebagai senjata, ataukah ada faktor yang lain??? Tentu perlu ada perenungan panjang, bagaimana dakwah dan semangat yang kita miliki dapat terjaga dan lebih bergeliat.
Apa yang perlu dibenahi? Allah masih memberikan kesempatan untuk membangun kekuatan. Mumpung kita masih gagah di usia dan fisik kita, longgar di waktu dan kesempatan, sebaiknya kita gunakan seoptimal mungkin. Bukankah dengan banyaknya umat yang masih minim ilmu sebagai objek dakwah semakin memberikan tantangan bagi kita??? Sembari memperbaiki langkah dan senantiasa istiqomah kita dapat menyusun kembali sendi-sendi agama kita dengan pondasi yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Lantas kita gagahkan langkah kita dengan iringan “Ya Allah jadikanlah dunia dalam genggaman tanganku dan jadikanlah akhirat di dalam hatiku.”
Ayo bangkit‼! Mana semangatmu??? Kita jadikan tantangan dakwah sebagai ladang amal yang siap digarap dan dituai.
BANGKITLAH‼!HARAPAN ITU MASIH ADA‼!
Zona Twin_310309
Setelah refreshing…
(Tulisan
ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)
Aisya
Avicenna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna