Sementara matanya terus mencari-cari bintang kecil yang menurutnya paling cantik, ia pasti senang saat mendapatkannya seolah tengah melihat dirinya terbang tinggi.“Bintang turun dong ke sini, aku kan mau main sama bintang,” ujar Keisya. Dan sudah pasti bintang-bintang itu takkan pernah turun hingga menjelang waktu tidur kami. Matanya terus menatap langit meski langkahnya mulai memasuki rumah. Padahal hanya kalimat itu yang terakhir terucap sebelum mereka benar-benar masuk ke rumah. Saya menyesal tak pernah sanggup memenuhi permintaan mereka untuk mengajak terbang menemui bintang-bintang itu.
Kebetulan saat pulang tadi saya membawa sekantong apel. Saya membelinya dengan satu harap bahwa saya bisa membawakan bintang kepada mereka. Sebelum tidur, saya ajak anak-anak untuk memperhatikan sebuah apel yang saya potong secara horizontal, yakni memotong bagian tengah tubuh apel dalam keadaan berbaring bukan berdiri seperti kebiasaan orang memotong apel. Apa yang kami dapatkan? Setiap apel yang kami potong dengan cara seperti itu akan menampilkan bintang di tengahnya. Dan itu membuat anak-anak saya senang mengira saya telah benar-benar membawakan bintang untuk mereka.
Sedikit ilustrasi kisah di atas, semoga dapat kita ambil hikmah yang tersembunyi di baliknya. Sebenarnya, buah apel jenis apa pun, warna apa pun, baik yang segar atau pun sudah sedikit mengeriput, bila dibelah secara horizontal mereka akan memperlihatkan bintangnya masing-masing. Demikian halnya dengan manusia, siapa pun dia, apa pun warna kulitnya, status sosialnya, agamanya, profesinya, maupun suku dan kebangsaannya, masing-masing memiliki bintang di dalam dirinya. Karenanya takkan pernah ada alasan bagi saya untuk tidak menghormati mereka, bahkan saat mereka melakukan kesalahan sekali pun.Ada kalanya bintang mereka tengah redup sehingga tak ada yang menerangi hatinya untuk tetap berjalan lurus. Bintang di sebelahnya lah yang semestinya membagi cahayanya untuk bisa menerangi jalan sahabatnya agar tak semakin terjerembab lebih dalam. Berbagilah, karena di waktu yang lain, sering kali kita lah yang membutuhkan cahaya agar tak pekat jarak pandang kita di depan.Siapapun Anda, semestinya terus berupaya menghidupkan bintang di dalam diri, dan salah satu cara terbaiknya adalah dengan membiarkan bintang di dalam diri orang lain tetap bercahaya. Iri, dengki, angkuh, berbuat curang serta tak berlaku jujur takkan pernah memudarkan bintang orang lain, terlebih, takkan pernah bisa membuat kebintangan Anda semakin bercahaya. Sebaliknya, perlahan bintang Anda pun semakin meredup sebelum akhirnya mati. Setiap manusia memiliki kesempatan untuk menunjukkan kebintangannya, meski bersamaan dengan itu ia juga berkewajiban menjaga bintang sahabatnya agar tak memudar. Berbagi cahaya, itulah yang harus dilakukan setiap manusia. Karena sesungguhnya setiap kita tak pernah benar-benar mendapatkan cahaya itu dengan sendirinya. Seperti bintang yang juga mendapatkan cahaya, begitulah manusia. Saat tak lagi ada yang membagi, apakah ada bintang yang bercahaya??? Wallahu a’lam.
Bintang-bintang di langit
Memiliki sejuta rahasia
Membentuk gugusan indah
Menerangi langkahku di setiap malam gelap
Once upon a time ada sebuah bintang
Yang bersinar terang di hatimu
Ku akan datang lagi menjemputmu dengan cinta
Kan kubagikan semua bintangku
Kumiliki bintang, bukan bintang biasa
Ku bisa hapuskan semua dukamu
Ku tak akan menghilang, slalu ada di hatimu
Memberi bintang hanya untuk cinta
Dan yang terbaik selamanya bersama
Akan kubagikan bintangku demi cintamu
And when you keep on believing
Thousand ones can be sees by running
The miracles can do things though can’t do
Seorang petualang yang selalu terinspirasi dengan bintang...
Zona Supertwin, 021009_10:11
(Tulisan
ini diposting pada bulan Oktober 2009 di blog sebelumnya)
Aisya
Avicenna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna