Novel setebal 248 halaman ini mengisahkan perjuangan seorang anak kecil berusia 6 tahun yang berusaha menghafalkan bacaan shalat. Delisa, nama anak itu.
Kisah dalam novel ini diawali dengan cerita tentang kehidupan keluarga Delisa. Delisa tinggal bersama Abi, Ummi, Kak Fatimah, Kak Zahra, dan Kak Aisyah. Abi Delisa bekerja di luar negeri dan kembali tiga bulan sekali. Setiap hari Senin, sang Abi menelepon keluarga yang sakinah tersebut.
Kebahagiaan mewarnai hari-hari Delisa. Tiap hari dia terus berusaha menghafalkan bacaan shalatnya meski harus melayani keusilan kak Aisyah yang memang sering mengganggunya…
Delisa bahagia meski jauh dari Abinya. Ada Tiur dan Umam-teman sepermainannya, ada Ustadz Rahman-guru mengajinya, ada Ibu Guru Nur-guru SDnya, dll. Delisa begitu bahagia... Lebih bahagia lagi ketika suatu hari, Delisa diajak Ummi-nya ke pasar untuk berbelanja. Ummi membelikan sebuah kalung untuk Delisa, dengan liontin berhuruf D. D untuk Delisa. Ummi baru mau memberikan kalung itu jika Delisa sudah menghafal bacaan shalatnya. Akhirnya Delisa-pun semakin bersemangat menghafalkan. Tak terbayangkan betapa bahagianya dia ketika suatu hari nanti kalung berliontin D akan melingkari lehernya saat dia sudah cakap menghafal bacaan shalat.
Tanggal 26 Desember 2004. Tsunami merenggut semua kebahagiaan Delisa tepat di saat dia hampir menyelesaikan bacaan shalatnya…Ummi, Kak Fatimah, Kak Zahra, Kak Aisyah, Tiur, Ibu Guru Nur… menjadi korban amukan air bah berlumpur itu.. Akan tetapi, Ummi Delisa belum diketemukan rimbanya… Delisa hanyut.. tapi Allah maha Kuasa atas kehendak-Nya. Delisa mampu bertahan 6 hari dalam jepitan dahan pohon. Abinya juga berhasil menemukan Delisa saat Delisa tengah dirawat.
Bagaimana kisah Delisa selanjutnya?
Apakah Delisa bertemu dengan Umminya?
Apakah Delisa berhasil menghafalkan bacaan shalatnya?
Apakah Delisa berhasil mendapatkan kalung berliontin huruf D itu??
Penasaran?? Makanya buruan baca buku yang sangat MENGHARUKAN ini…
Banyak hikmah dan renungan untuk muhasabah yang bisa dipetik dari novel ini…
Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu sungguh ada karena karenaMu.
Katakanlah wahai semua pecinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kerinduan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang maha mencinta, yang menciptakan dunia dengan kasih sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatnya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tidak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
Maha suci Engkau, Ya Allah! Yang selalu menepati janji. Cukuplah percaya dengan satu janji-Mu, maka kehidupan di dunia ini akan terasa jauh lebih indah… Semua akan terasa jauh lebih indah. Yakinlah‼!230309_07:09
(Tulisan
ini diposting pada bulan Maret 2009 di blog sebelumnya)
Aisya
Avicenna
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna