Ukhti…tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu, bahkan dirimu sendiri. Coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disadarimelalui ocehan-ocehan kecil, sudah membekas semua aib keluargamu, aib saudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manismu.
Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi akankah kelembutan suaramu sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu,pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan & kasih sayangmu.
Ukhti…lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir,akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan sholat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuhke tempat sujudmu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokkan dengan mimpi-mimpimu bahkan lupa kapan bangun sholat shubuh.
Ukhti…cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya sepertiyang kamu dapatkan, ataukah kamu tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu, bahkan keluargamu, sehinggamembiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yangsangat mengerikan yaitu maksiat.
Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di Palestina, pernahkah kamu menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja,pernahkah kamu merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukanoleh para mujahidah-mujahidah teladan.
Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hatisaudaramu yang senang bermaksiat, coba kamu perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluargamu sendiribelum merasakan manisnya islam dan iman, mereka belum merasakan apa yang kamu rasakan, bisa jadi salah satu keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah kamu menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama dengan apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan Islam.
Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang kholikmu, kamu adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai darisemua penjuru mulai dari depan, belakang, atas, bawah semua setanmengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak lama lagiimanmu akan terobrak-abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidakbetul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus kamu lakukan mulaidari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya dilakukansejak dari sekarang, kapan lagi coba?
Ukhti…putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan sepeti riya dan sombong, pernahkah antummembanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telahdiraih dan merasa diri paling wah merasa diri paling aktif, bahkanmerasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombongitukah hatimu, lalu dimanakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.
Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang kamu laksanakan, kejujuran hati tidak bisa dibohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untukdilaksanakan tapi semangat ruhani tanpa disadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam sepekan, separah itukah hatmu, makanan fisik yang kamu fikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadangsikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang di sepanjang jalan yang kamul ewati, sikap ramahmu pada orang yang sering kamu temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan kamu tapi kamulah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.
Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah namaharummu di sia-siakan begitu saja dan sanggupkah kamu ketika sang mujahid akan segera menghampirimu.
Ukhti…masih ingatkah kamu terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu
Ukhti…baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam syurga Rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betulterasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…muhasabah yang kamu lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuanmu yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, kamu tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busukmu dilupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwan yang baik
Ukhti…pernahkah kamu bercita-cita mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apayang kamu pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang sholehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang kamu mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang sholehah
Ukhti…apalah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam dirimu,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan kamu akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah
Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu mata mu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandanganmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar..
Ukhti…hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang,sanggupkah kamu menjaga izzah yang kamu punya, atau sebaliknya kamu bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akanmerusak citra dakwah yang lain,kadang orang lain akan mempunyaipersepsi disama ratakan antara akhwat yang satu dengan yang lain, jadikalo kamu membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang sholehah, siapkah kamu menjadiistri yang sholehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadangsikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang di sepanjang jalan yang kamul ewati, sikap ramahmu pada orang yang sering kamu temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan kamu tapi kamulah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.
Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah namaharummu di sia-siakan begitu saja dan sanggupkah kamu ketika sang mujahid akan segera menghampirimu.
Ukhti…masih ingatkah kamu terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu
Ukhti…baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam syurga Rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betulterasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…muhasabah yang kamu lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuanmu yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, kamu tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busukmu dilupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwan yang baik
Ukhti…pernahkah kamu bercita-cita mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apayang kamu pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang sholehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang kamu mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang sholehah
Ukhti…apalah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam dirimu,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan kamu akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah
Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu mata mu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandanganmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar..
Ukhti…hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang,sanggupkah kamu menjaga izzah yang kamu punya, atau sebaliknya kamu bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akanmerusak citra dakwah yang lain,kadang orang lain akan mempunyaipersepsi disama ratakan antara akhwat yang satu dengan yang lain, jadikalo kamu membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang sholehah, siapkah kamu menjadiistri yang sholehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang
07-3-09_23:57
Di penghujung malam…
Sesaat sebelum mengadu pada-Nya..
Bimbinglah hamba untuk menjadi MUJAHIDAH SHOLEHAH ya Rabb…
thicko_akhwat visioner
Di penghujung malam…
Sesaat sebelum mengadu pada-Nya..
Bimbinglah hamba untuk menjadi MUJAHIDAH SHOLEHAH ya Rabb…
thicko_akhwat visioner
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna