Ahad, 19 Desember 2010 sedari pagi sampai
Maghrib saya dan enam saudari saya plus MR saya menghadiri sebuah acara
yang kami namakan ‘rihlah ruhiyah’. Acaranya sangat seru. Bersama
hampir 50-an lebih akhwat dan ikhwan, kami mengikuti acara ini. Semacam
ESQ-lah! Hanya saja biayanya relatif murah. Tapi, kualitasnya tidak
kalah! Insya Allah, saya sudah berazzam dalam diri saya, suatu saat saya
akan mengemas ‘hasil’ dari acara ini lewat tulisan-tulisan saya.
Ditunggu ya! Pada acara ini, kami juga diajak nasyidan. Salah satu
nasyid yang paling saya sukai adalah “Jejak”-nya Izzatul Islam.
Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa, lembah dan hutan
Berjalan di antara tebing jurang
Smua dilalui demi perjuangan
Letih tubuh di dalam perjalanan
Saat hujan dan badai merasuki badan
Namun jiwa harus terus bertahan
Karna perjalanan masih panjang
Kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang
Walau tertatih kaki ini berjalan
Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan
Wahai tentara Allah bertahanlah,,
Jangan menangis walau jasadmu terluka
Sebelum engkau bergelar syuhada
Tetaplah bertahan dan bersiap siagalah
Tulisan ini tidak akan menceritakan reportase acara itu, tapi pasca
acara ini. Setelah sholat Maghrib di masjid, kami berdelapan
meninggalkan tempat acara yang berlokasi di salah satu universitas
swasta di Jakarta Timur. Awalnya, kami akan pulang dulu dan bersiap-siap
untuk menghadiri walimahan seorang alumni STIS. Saya baru kenal dengan
kedua mempelai saat mengikuti Dauroh Al-Qur’an yang diadakan alumni
STIS. Tapi MR saya berujar, daripada kemalaman, lebih baik kami langsung
berangkat ke lokasi yang letaknya memang lumayan jauh dari situ. Dua
orang saudari, memutuskan untuk pulang saja karena ada agenda lain.
Tinggal berenam. Awalnya, saya dan ukhti N mau pulang karena waktu itu
kami mengenakan jilbab kaos dan tas punggung. Eh ya, ukhti P juga
mengenakan jilbab kaos dan pakai kaos juga sih. Hanya saja dia pakai
jaket dan tas 'cantik'. Ukhti Y dan W juga agak kurang PD dengan penampilan masing-masing. Mmm, pada salah kostum!
Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya dengan niatan untuk silaturahim
karena sudah lama tidak bertemu dengan kedua mempelai yang kini bertugas
di BPS Maluku, kami berangkat juga ke Gedung BKKBN naik taksi. MR duduk
di depan, sedang kami berlima duduk di belakang. Seru juga! Sepanjang
perjalanan, kami berusaha ‘mengafirmasi diri’ sebagai aplikasi dari
‘rihlah ruhiyah’ yang seharian ini kami dapatkan. Intinya, harus
senantiasa POSITIVE THINKING!
Dengan mengenakan tas punggung, jilbab kaos, dan sandal serupa sandal
gunung (sering dibilang sih 'sepatu sendal'), akhirnya saya datang ke
walimatul ‘ursy tersebut. Hihi, lucu juga sih! Backpackeran ke
walimahan. Agar terkesan berbeda, jilbab kaos yang bertali itu, saya
tarik talinya sehingga ada serutan di kedua ujungnya. Kesannya jadi
berbeda. Kreatifitas memang muncul di saat yang kepepet. Untungnya saja
sandal yang serupa sandal gunung itu berwarna krem, jadi ya tetap
terlihat ‘cantik’ (sandalnya!). Sampai di gedung BKKBN, ada ide lagi.
Tas punggung milik saya, ukhti N dan MR saya dititipkan ke mbak-mbak
yang menunggu kado dan souvenir. Beres deh! MR saya juga pakai tas
punggung, tapi 'kecil dan cantik' sih ^^v. Jadi, sebenarnya tidak perlu
dititipkan. Setelah menitipkan tas, akhirnya kami bisa melenggang ke
dalam lokasi walimatul ‘ursy. Hihi... Unforgetable moment!
Setelah mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, kami menuju lokasi
makan malam. Eh, bertemu dengan adik-adik STIS. Sebagian memang
mengenali saya. Akhirnya kami bercengkerama, ada seorang dari mereka
yang malah meminta saya mengoreksi tulisannya. Kebetulan dia lolos dalam
sebuah kompetisi penulisan yang akan dibukukan, bersama saya juga!
Pukul 20.30 kami akhirnya pulang naik taksi lagi. Kos kami dan rumah MR
cukup berdekatan. Alhamdulillah, tidak ada yang mempermasalahkan
penampilan kami. Hanya saja, awalnya kami memang sempat under estimate
pada diri kami sendiri. Alhamdulillah, kami bisa mengatasinya dan
melewati acara istimewa malam ini serta bisa membawa oleh-oleh inspirasi
yang luar biasa. Selain itu, saat pulang, saya sempat mengambil mawar
dan melati yang memang boleh diambil ^^v.
Mawar merah berduri itu akhirnya kini menghiasi REDZone dan saat memandangnya memberi kesan tersendiri bagi saya...
Backsong waktu nulis ini “Teman Sejati”-nya Brother yang juga kami nyanyikan waktu penutupan acara “rihlah ruhiyah” petang tadi.
Selama ini
Kumencari-cari
Teman yang sejati
Buat menemani
Perjuangan suci
Bersyukur kini
Pada-Mu Illahi
Teman yang dicari
Selama ini
Telah kutemui
Dengannya di sisi
Perjuangan ini
Senang diharungi
Bertambah murni
Kasih Illahi
Kepada-Mu Allah
Kupanjatkan doa
Agar berkekalan
Kasih sayang kita
Kepadamu teman
Ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pengertian
Telah kuungkapkan
Segala-galanya...
Kepada-Mu Allah
Kupohon restu
Agar kita kekal bersatu
Kepadamu teman
Teruskan perjuangan
Pengorbanan dan kesetiaan
Telah kuungkapkan
Segala-galanya
Itulah tandanya
Kejujuran kita
(Brother - Teman Sejati)
REDZone, 20 Desember 2010
Aisya Avicenna
NB : Untuk saudari-saudariku, semoga ukhuwah kita di 'lingkaran cinta' ini semakin erat... Ana ukhibuki fillah...
Tulisan ini
diposting pada bulan Desember 2010 di blog sebelumnya
Backpackeran ke Walimahan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Daftar Tulisan
Motivasi
(343)
Coretan
(233)
Dunia Muslimah
(140)
Puisi
(114)
RomantiCouple
(82)
Artikel
(76)
Kepenulisan
(49)
Tips
(46)
FLP
(41)
Mutiara Kata
(41)
TraveLova
(35)
Catatan Mamiko
(25)
Dunia Parenting
(23)
Cerpen
(20)
Inspirasi Bisnis
(19)
Resensi Buku
(17)
Buku Aisya Avicenna
(13)
Dunia Anak
(13)
Flash Fiction
(9)
Resensi Film
(8)
Cerbung
(5)
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna