Senin, 11 Januari 2016
Dialog di Ujung Malam
Jam dinding merah berdetak
Pukul 01.00 dini hari...
Sesekali terdengar suara seekor cecak yang berdecak
Setelah itu diam... membisu!
***
Berubahkah aku.. hanya bila ada sesuatu
Terus aku pulang pada sikap di mana ku berubah
Hanya sekedar sesuatu tak berapa lama pun itu
Jalanku terpendam dalam sikap di mana ku berubah
Tuhan... aku hanya manusia
Mudah berubah lagi dalam sekejap
Tuhan... aku ingin berubah
Dan ku bertahan dalam perubahanku
Satu bait nasyid yang didendangkan Edcoustic di atas mengiringi jemari ini menulis rangkaian huruf yang melaju mengikuti sebuah perenungan mendalam pada dini hari yang sangat sunyi ini.
Di setiap langkah membawa hikmah
Di setiap peristiwa ada rahasia
Di setiap kejadian ada pelajaran
Semua adalah proses pendewasaan
Dialah Sang Murobbi Tertinggi kita.
Yang menuntun, membimbing dengan limpahan cinta dan kasih sayang...
Allah sering mentarbiyah ruhiyah kita. Dia ingin tahu sebesar apa cinta kita pada-Nya. Dia selalu menguji di tempat yang sama. HATI. Mungkin di sinilah letak kelemahan kita (saya menggunakan kata ‘kita’ karena saya yakin, tidak hanya saya yang mengalami dan merasakannya). Allah akan selalu menguji di titik kelemahan hamba-Nya, sampai ia benar-benar sembuh, pulih dari sakitnya. Hati kita memang sering berada dalam kondisi ‘payah’. Jadi Allah memberi obat dengan ujian-Nya. Semoga saja kita termasuk hamba-Nya yang lulus ujian dengan nilai terbaik dan penyakit hati kita akan pulih tanpa bekas. Hilang, lenyap. sembuh, benar-benar sembuh. Dia memang Maha Tahu kondisi hamba-Nya. Dia Maha Tahu kapan harus memberi ujian dan kapan menyelesaikan. Dia menunggu saat yang tepat dan terbaik untuk mengakhiri ujian-Nya.
Saat hati itu mulai lapang, ikhlas, dan siap menerima keputusan-Nya, saat itulah ujian berakhir. Lega....semua telah lewat. Masa-masa tegang mengerjakan ujian telah berlalu. Masa kritis dan sakitpun telah terlampaui. Sekarang yang ada hanya ucapan syukur tak terhingga. Kecintaan yang semakin bertambah. Cita-cita yang semakin tinggi. Ikhtiar yang semakin besar, untuk menjadi hamba-Nya yang terbaik, terbaik, dan terbaik! Di dunia dan akhirat.
Semoga semua ini memberi hikmah yang begitu dalam pada kita. Mencoba untuk bangkit. Menatap masa depan. Menyusun rencana ke depan. Menata hati, memperbaiki diri! Menyiapkan bekal dan kado terbaik untuk dakwah, untuk Islam. Mencapai target, membenahi kekurangan. Terus! Menatap ke depan! Jangan selalu menoleh ke belakang. Yang telah lalu adalah pelajaran. Proses pendewasaan. Semakin hari semakin mengerti tentang arti kehidupan. Belajar, belajar, dan belajar.
Diri kita harus semakin kuat dan semakin tangguh menghadapi rintangan. Hadapi saja, Allah-lah sebaik-baik penolong. Serahkan semua pada-Nya. Intinya, dekatkan selalu diri kita pada-Nya. Jangan tertipu dengan cinta semu. Cinta-Nya lebih berharga dari apapun! Lebih besar dari siapapun! Lebih indah dari segala yang ada! Apapun yang terjadi, jangan menjauh dari-Nya. Jangan melupakan-Nya. Tegar, Tabah, Istiqomah..
***
Rabb...terima kasih atas semua yang Kau berikan pada hambaMu yang hina ini. Engkau memang Maha Pengasih. Nikmat ilmu, rizqi, kemudahan segala urusan, nikmat bersabar dan tawakkal, nikmat mencintai-Mu dan memperoleh cinta-Mu...Sungguh hamba tak mampu untuk membalasnya. Air mata ini tak sanggup tuk menebusnya. Amal dan ibadah seumur hidupku pun tak cukup untuk membayarnya.
Di setiap masa ada untaian cerita
Di setiap cerita ada penggalan episode
Di setiap penggalan episode ada hikmah
Di setiap hikmah ada cinta, cinta, dan hanya cinta yang tersisa...
Rabb...ajak aku untuk bangkit saat ku terjatuh
Raih tanganku saat ku terhempas
Dekap aku dengan kasih-Mu
Genggam aku dalam kuasa-Mu
Bawa aku berlari, berlari dan terus berlari mengejar cinta-Mu
Hingga ku temukan Kau, menungguku...menatapku...
Di ujung masaku, setelah habis pencarianku
Ku kembali menghadap-Mu dengan membawa berjuta rindu
Dan cinta di qalbu..
Terimalah persembahanku....
Ya Allah,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-Mu yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautan-Mu yang meluap hingga seantero samudera
Aku hanya sepotong rumput di padang-Mu yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung-Mu yang menjulang menyapa langit
Aku hanya seonggok bintang kecil yang redup di bentang langit-Mu yang tanpa batas
Ya Allah...
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini di hadapan-Mu
Akan tetapi, hamba terus menggantungkan segunung harapan pada-Mu
Ya Allah...
Baktiku pada-Mu tiada arti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka-Mu yang berkobar?
Betapa sadar diri ini begitu hina di hadapan-Mu
Jangan jadikan diri ini hina di hadapan makhluk-Mu
Diri yang tangannya banyak maksiat ini...
Mulut yang banyak maksiat ini...
Mata yang banyak maksiat ini…
Hati yang telah terkotori oleh noda ini…memiliki keinginan setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap-Mu yang mulia???
Ya Allah...
Kami semua fakir di hadapan-Mu
Tapi juga kikir dalam mengabdi kepada-Mu
Pintaku...
Ampunilah aku dan saudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
Mungkin tanpa kami sadari, kami pernah melanggar aturan-Mu
Bahkan sering!
Ampunilah kami...
Pertemukan kami dalam jannah-Mu..
Dalam bingkai kecintaan kepada-Mu...
Ya Allah...
Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi air mata taubat
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada-Mu
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada-Mu
Atau…. dalam maksiat kepada-Mu
Ya Allah, cabut nyawaku dalam khusnul khatimah...
Aamiin Ya Rahman...
Aamiin Ya Rahim..
Aamiin Ya Rabbal ‘alaamiin..
***
Desiran di lubuk hati pada kesaksian
Merambah merayu diri pada kepastian
Semua akan direkatkan, akan diredupkan cahayanya
Semua akan dipulangkan dan dikembalikan
Ya Allah.. Ya Ghaffar... Ya Rabbi...
Bisikan di palung hati pada keinsyafan
Mengalir percik nurani pada kerinduan
Semoga Allah memberikan, Allah membukakan pintu rahmat-Nya
Semoga Allah melimpahkan lautan ampunan
***
Mengakhiri tulisan kali ini dengan beriring nasyid “Kau Tiada Terdua”-nya Rakhmat Fajar. Semoga semangat untuk berubah menjadi lebih baik senantiasa memenuhi rongga jiwa kita. Semangat berubah yang diselimuti rasa optimis! Optimisme yang mengantarkan kita pada keyakinan yang sangat, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita adalah hadiah terindah dari Allah SWT.
Kumandang cinta
Mewarnai bergantinya hari
Bukanlah hari-hari biasa
Kepada-Mu Tuhan
Bersama bintang ku pun bertasbih
Merindu siang malam penuh keberkahan
Dalam doa penuh cinta ini
Ku tak akan lagi sendiri
Malaikat pun menaungi
Sujud malamku
Di tengah tunduknya hati ini
Mohon tanamkan iman di sini
Agar tiada ragu ku berkata
Kau tiada terdua
I’m praying
You’ll always watching me
Always loving me
And protecting me
Help me to put a side the doubt
Allah Ya Hadii…
***
Diri ini memang sering merasa sendiri..
Apakah itu bagian dari kefuturan??
Padahal jelas nyata Kau selalu ada Ya Rabb!!
Semoga rasa ‘sendiri’ itu tak lagi menghantui
Karena Engkau selalu menemani
Karena Engkau selalu menjaga
Karena Engkau TIADA TERDUA!!!!!!!!!!!
Ya Rabb… hamba mencintai-Mu…semakin mencintai-Mu!!!
Sering ku merasa bertakwa pada-Mu
Tapi itu hanya perasaan saja
Sering ku berdosa pada-Mu Illahi
Tapi sering ku mengingkarinya...
Sering ku mengingat cinta-Mu Illahi
Tapi lebih sering ku menjauhinya
Sering ku terlena dengan dunia ini
Hingga menjadi hamba yang merugi
Hari demi hari terus kulalui
Dalam keadaan sepinya hati ini
Ku mengharap cinta Illahi
Dapat bersemi di hati
Hari ini ku ingin berubah
Ke arah yang lebih baik lagi
Ku akan mengabdi pada Illahi
Agar cinta-Nya terus di hati...
Jakarta, 19 Juli 2010_01:13
Seorang hamba yang mencintai-Mu…
Seorang hamba yang ingin terus berubah...
Menjadi lebih baik dan lebih baik lagi!!!
Istiqomahkan hamba Ya Rabb...
Aisya Avicenna
Tulisan ini diposting pada bulan Juli 2010 di blog sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna