Menantu agar tidak digalaki mertua harus bisa menjadi sahabat yang baik, menjalin hubungan yang baik, jadi pendengar yang baik, dan beretika pada mertua, karena suatu saat kita juga akan menjadi tua seperti mereka.
Sebagai menantu, jangan pernah menyakiti mertua karena mertua adalah orang tua kita juga. Demikian juga sebaliknya. Sebagai mertua, jangan pernah menyakiti menantu karena menantu sama halnya dengan anak sendiri.
Kalau ada mertua yang dzalim kepada menantu perempuannya, sikap seorang suami adalah : Suami harus berada di tengah-tengah. Jangan terlalu berpihak kepada istri juga jangan terlalu berpihak pada ibu. Cari akar permasalahannya dan temukan solusi terbaik. Pada dasarnya tidak ada mertua yang berniat dzalim pada menantu hanya saja terkadang mertua merasa "memiliki saingan" atas kehadiran menantunya. Hal itu terjadi jika tidak didukung sikap menantu yang kooperatif pada mertua.
Seperti halnya jodoh, mertua kita pun sudah ditentukan Allah. Menantu kita juga demikian. Mertua adalah orang tua pasangan hidup kita, sedangkan menantu adalah pasangan dari anak kita. Oleh karena itu, mertua dan menantu harus bisa berperan sebagai partner yang juga saling melengkapi.
Mari meraih pahala...
Mari meraih keikhlasan..
Mari meraih keridhaan Allah...
Lewat ibadah dalam rumah kita...
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim : 6)
Dari uraian singkat yang sempat aku catat saat ustadz Maulana memaparkan materi tentang "Mertua dan Menantu" dalam "Islam itu Indah" kemarin, aku teringat sebuah kisah yang pernah kubaca. Kisah ispiratif tentang mertua dan menantu karya Andrie Wongso. Berikut kisahnya.
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu.
Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri.
Kamu harus bersikap baik, menghormati,dan tidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."
********
Subhanallah, kisah yang keren ya! Buat mertuaku kelak di manapun berada... Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan terbaik... hmm... Semoga kita bisa menjadi partner yang kompak. Aamiin... Insya Allah aku akan berusaha menjadi menantu yang baik... ^^v
Jakarta, 26 Mei 2011
Aisya Avicenna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di blog ini ^___^. Mohon maaf komentarnya dimoderasi ya. Insya Allah komentar yang bukan spam akan dimunculkan. IG/Twitter : @aisyaavicenna