Pergi ke luar negeri
mungkin menjadi impian semua orang. Bisa melihat dan menjelajah tempat asing di
luar Indonesia akan menjadi jejak yang tak terlupakan. Pun demikian dengan saya
dan suami. Salah satu tekad plus impian kami adalah bisa menjelajah bumi Allah
yang luas ini, mentadaburi keindahan alam ciptaan-Nya, mengenal aneka karakter
makhluk-Nya dari pelbagai belahan dunia, mencicipi aneka makanan khas
masing-masing negara (hehe), tak hanya di Indonesia saja. Tentunya kami juga
tetap ingin keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Insya Allah, biidznillah...
Saya dan suami punya
impian yang sama, yakni ingin napak tilas jejak Rasulullah Saw di bumi para
Nabi. Kami pun sama-sama bertekad, kalau mau ke luar negeri berdua, maka tujuan
pertamanya adalah untuk Umroh, bukan jalan-jalan ke negeri lain, misal :
Malaysia, Singapura, dan negeri seberang lainnya. Bismillah, insya Allah kami
bisa ke tanah suci. Tekad itu trus kami hujamkan.
Keinginan ke tanah
suci makin menguat tatkala ibu mertua menyampaikan impiannya bisa umroh di
bulan Ramadhan. Awalnya kami berencana berangkat di tahun 2015, tapi karena
waktu itu kakak ipar akan melahirkan akhirnya kami undur waktunya (dan waktu
itu belum dipastikan kapan kami akan berangkat). Secara keuangan pun, tabungan
kami belum cukup saat itu.
Tentunya tetap ada
godaan yang menggoyahkan tekad kami untuk ke tanah suci. Semisal saya yang
tiba-tiba ingin pergi liburan ke suatu tempat, "Nda, ke Lombok yuk!", "Nda, ke pantai dong.. pengin
vitaminsea nih.. ", dll atau misal suami yang tiba-tiba ingin ganti
mobil, beli ini itu, dll. Banyak godaan. Tapi kami berusaha untuk saling
mengingatkan, bahwa fokus kami adalah berangkat ke tanah suci. Kami berusaha
menahan diri.
1. Menahan diri untuk tidak membeli sesuatu yang belum begitu dibutuhkan.
2. Menahan diri untuk tidak pergi ke luar kota atau tempat wisata yang harus
mengeluarkan budget besar.
3. Menahan diri untuk menunda melakukan hal-hal yang tidak prioritas.
4. Menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas yang sia-sia, tapi berusaha
untuk mengisinya dengan mempersiapkan bekal umroh terutama ilmu yang berkaitan
tentangnya (dengan baca-baca buku atau browsing
info seputar umroh).
5. Pokoknya menahan diri dari segala hal yang justru menjauhkan kami dari
kesiapan berangkat ke tanah suci.
Akhirnya Allah pun
membukakan banyak jalan sehingga kami bisa berangkat umroh di bulan Ramadhan
1437 H (tahun ini) selama 12 hari. Insya Allah kisah perjalanan kami akan saya
tulis. Semoga bermanfaat ya dan semoga Allah senantiasa
menjauhkan kita dari godaan setan yang terkutuk, yang memalingkan kita dari fokus
ikhtiar ke tanah suci. Ingat, jarak dari posisi kita sekarang ke tanah suci
tidak akan berubah kalau kita tidak berusaha mendekatinya. Semangaaat! Insya
Allah bisa ke tanah suci dengan indah, mudah, dan full barokah.
Jakarta, 2 Agustus 2017
Aisya Avicenna
Aisya Avicenna
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Semoga Aku bisa jadi tamu Nya aamiin
BalasHapusTak tunggu di twin tower
Insya Allah.. Tungguuu akuuu
HapusMasya Allah senangnya bisa ke tanah suci.. semoga aisyah bisa menyusul kakak insya Allah..
BalasHapusAamiin..
BalasHapusPesannya ngena banget, Mbak. Setuju banget, intinya menahan diri dan berusaha. Mengingatkan aku janji mau buka rekening haji masih terus tertunda. Semoga berhasil nyeret suami ke bank dalam waktu dekat biar ga ketunda-tunda lagi. aamiin
BalasHapusJadi rindu ke sana lagi nih, Ukh. Nikmatnya bisa umrah pas ramadhan, sekeluarga pula. Salah satu impianku nih. Bener banget musti sabar menahan diri biar impian tercapai ya #jleb
BalasHapusTerima kasih remindernya. Nabung...nabung! harus konsisten buat mencapai impian
BalasHapus