Saya menemukan tulisan tahun 2015 ini di email saya tepat di saat siang sampai sore tadi saya berkumpul dengan rekan-rekan FLP Jakarta. Pas banget sebagai bahan renungan karena tadi juga diminta oleh seorang sahabat untuk mengajarinya menulis. Sejatinya saya pun sedang belajar menulis dan dalam tahap 'kembali' ke FLP.
Jejak Awal Jadi Penulis
Saya suka menulis sejak SD. Saat itu, saya pernah mendapat juara lomba sinopsis buku. Saat SMA, saya menjadi staf redaksi di majalah sekolah. Saat jadi mahasiswi di kota Solo, saya pernah menjadi staf redaksi, editor, pimpinan redaksi, sampai pimpinan umum majalah kampus, baik tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas.
Berkecimpung dengan dunia jurnalistik dan bertemu beberapa penulis inspiratif di kota Solo seperti Mbak Afifah Afra dan Mbak Izzatul Jannah yang notabene juga aktivis Forum Lingkar Pena (FLP), membuat saya bermimpi ingin seperti mereka. Saya bertekad menjadi anggota FLP. Awalnya, saya berniat menjadi anggota FLP Solo. Namun, mengingat aktivitas di kampus yang demikian padat, keinginan itu sekadar niat saja.
Impian yang Menjadi Nyata
Pasca lulus dari UNS bulan September 2009, saya mengikuti tes CPNS di Jakarta. Alhamdulillah, sebulan kemudian saya dinyatakan lolos tes dan resmi menjadi pendatang baru di Jakarta.
Bergabungnya saya dengan FLP bermula saat melihat profil facebook anggota FLP Solo yang baru berteman dengan FLP Jakarta. Saya langsung menambahkan akun FLP Jakarta. Saat membaca profilnya, ternyata sedang ada pendaftaran anggota baru. Sayangnya saya tidak bisa hadir saat Studium General di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal 17 Januari 2010 dan pertemuan perdana tanggal 24 Januari 2010 di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki (TIM).
Saya berpikir, kesempatan bergabung dengan FLP Jakarta saat itu sudah tertutup. Saya menghubungi FLP Jakarta, ternyata masih ada kesempatan untuk mengikuti pertemuan selanjutnya. Alhamdulillah, akhirnya pintu gerbang untuk mewujudkan impian menjadi anggota FLP kembali terbuka!
Mulai Produktif Melahirkan Buku
Saya resmi menjadi anggota FLP Jakarta setelah lolos inaugurasi tanggal 17-18 Juli 2010 di Bogor. Saat itu, saya juga dinobatkan sebagai penulis nonfiksi terbaik kedua di angkatan 14. Saya anggap ini sebagai prestasi awal di FLP.
Aktif mengikuti kegiatan di FLP membuat impian saya untuk bertemu dengan penulis-penulis keren juga terwujud. Akhirnya saya bertemu Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Pipiet Senja, Gol A Gong, Ifa Avianty, Arul Khan, Boim Lebon, Habiburahman El Shirazy, dan lain-lain. Pertemuan dengan penulis-penulis FLP tersebut semakin mendorong saya untuk lebih produktif dalam berkarya.
Pada akhir tahun 2010, buku antologi saya terbit. Langsung 3 buku dalam waktu hampir bersamaan. Ada 1 antologi yang diterbitkan bersama rekan-rekan di FLP Jakarta. Kemudian menyusul 5 antologi di tahun 2011 dan 1 buku single perdana di tahun yang sama. Saya begitu semangat menulis.
Vakum
Pada pertengahan tahun 2011, saya mendapatkan beasiswa S2 dari kantor. Saya hijrah ke Bandung. Pada awal perkuliahan, saya sempat hadir di pertemuan FLP Bandung yang digelar tiap Kamis di Masjid Salman ITB. Buku single perdana saya pun lahir di tengah aktivitas saya sebagai mahasiswi.
Seiring berjalannya waktu, kesibukan kuliah benar-benar menyita perhatian. Apalagi di tahun 2012 saya harus melakukan penelitian untuk tesis. Saya jarang hadir di setiap kegiatan yang diadakan FLP.
Pada tahun 2013, saya diamanahi di Divisi Kaderisasi FLP Jakarta. Saya sempat mengisi pertemuan perdana angkatan ke-17 FLP Jakarta yang waktu itu diketuai Mbak Yusi Rahmaniar. Meski begitu, saya tidak aktif sebagai pengurus. Parahnya lagi, saya tidak hafal siapa saja pengurus FLP Jakarta saat itu. Saya seperti ‘menjauh’ dari FLP. Saya terlalu sibuk dengan tesis. Ya Allah, ampuni hamba yang tidak amanah ini...
Saya lulus bulan Juli 2013 kemudian kembali ke Jakarta. Namun, saya lebih asyik dengan ‘dunia’ sendiri. Saya masih tetap menulis, bahkan beberapa buku terbit di tahun 2013 dan 2014, tapi saya hampir tidak pernah menampakkan diri di FLP Jakarta. Seingat saya, hanya sekali saja waktu ada Pengajian Sastra di Museum Mandiri. Ada rasa malu ketika harus berkumpul lagi.
Pukulan Telak!
Hingga pada tanggal 19 Januari 2015 ada pesan di facebook saya dari FLP Jakarta yang menginformasikan bahwa saya termasuk bakal calon ketua FLP Jakarta. Apa?! Saya kan tidak aktif. Saya tidak pantas menjadi bakal calon ketua, apalagi sebagai ketua! Apa yang sudah saya lakukan untuk FLP Jakarta? Nothing!
Akhirnya foto saya bersanding dengan 26 bakal calon ketua lainnya. Semuanya keren dan lebih layak menjadi pemimpin! Pada tahap selanjutnya, dipilihlah kandidat calon ketua FLP Jakarta yang kemudian akan dipilih pada saat Musyawarah Cabang pada tanggal 1 Februari 2015.
Pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 12:05, saya baru membuka e-mail. Biasanya kalau di kantor, saya selalu membuka e-mail pada pagi hari. Akan tetapi, waktu itu saya ada rapat sehingga baru membuka e-mail siang hari. Ada e-mail dari KPU FLP Jakarta yang dikirim pukul 00:18.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudariku Etika Avicenna, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, KPU FLP Jakarta 2015 akan menetapkan nama-nama calon kandidat Ketua FLP Jakarta periode 2015-2017. Nama-nama tersebut ditetapkan berdasarkan suara terbanyak yang dipilih oleh anggota FLP Jakarta pada tahap penjaringan kandidat.
Berdasarkan hasil penghitungan suara KPU, Saudari Etika Avicenna termasuk salah satu calon kandidat dengan suara terbanyak yang dipilih oleh anggota FLP Jakarta, dan berhak mengikuti tahapan selanjutnya.
Untuk itu, kami mengharapkan Saudari Etika Avicenna untuk mengirimkan data-data karya yang sudah diterbitkan atau dimuat di media cetak beserta nama media yang memuat ke kpuflpjkt@gmail.com, sebelum 28 Januari 2015 pukul 12.00 WIB.
Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ttd
KPU FLP Jakarta 2015
Ternyata saya harus mengirim data karya sebelum pukul 12:00, padahal email baru saya baca pukul 12:05. Terlambat 5 menit! Akhirnya saya didiskualifikasi sebagai calon ketua FLP Jakarta. Saya justru bersyukur. Saya belum layak dan merasa tidak pantas! Saya yakin, inilah cara Allah SWT menyadarkan saya agar ‘kembali’ lagi ke FLP.
Alhamdulillah...
Terpilihlah Arya Noor Amarsyah sebagai ketua FLP Jakarta periode 2015-2017. Sekitar seminggu setelah terpilih, Kang Arya mengajak saya untuk bergabung di Divisi Rohis FLP Jakarta. Allahu akbar! Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Dengan kemantapan hati, saya menerima ajakan beliau. Saya ingin menebus kesalahan masa lalu. Insya Allah saya ingin berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi untuk FLP.
FLP, izinkan saya kembali...
Aisya Avicenna
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Masya Allah keren sekali rekam jejak dunia jurnalistiknya kak.. ^^
BalasHapus