Saya menemukan cerpen ini di folder komputer
kantor saya tahun 2014. Duh, bikin berbunga-bunga banget waktu dibaca ulang.
Berhubung hari ini belum posting, ya sudah kisah yang saya tulis tersebut saya
posting ya. Karena dulu sebenarnya mau diikutkan lomba kisah romantis gitu deh
tapi ternyata telat dan saya baru ingat kalau pernah menuliskannya. Simak aja
ya.
Kamis,
19 April 2012
Jam 02:54 saya mengirim BBM (Blackberry Messanger) untuk bangunin
kanda :
“Kandaaaaa...
banguuuuuun... Nikmati keindahan sepertiga malam yuuuuuk"
"Kandaaaaa...
banguuuuuun... Shalat tahajud yuuuk..."
"Eits!
Belum bangun juga... Kandaaaaaa... banguuuun...."
#guyurseemberair(sadis^_^)
wkwkwk...”
Pagi ini suhu tubuh masih alay. Sudah 5 hari ini merasa demam,
tidak enak badan. Malarindu tropi kangen kah? Hehe, belum genap sebulan kami
menikah. Tapi, kami memang harus menjalani Long
Distance Relationship (LDR) untuk sementara waktu demi menunaikan amanah
masing-masing. Ya, waktu itu saya sedang menjalani studi S2 di Institut
Teknologi Bandung (ITB), sedangkan kanda (panggilan
sayang untuk suami), menjadi staf ahli di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Jakarta. Terkadang kanda juga berada di Lahat, Sumatera Selatan atau di
Palembang untuk menunaikan tugas. Karena kanda memang staf dari salah satu
anggota legislatif yang berasal dari Lahat.
Pagi ini sebelum berangkat ke kampus, dapat
BBM dari kanda:
“Badan
dinda masih panas? Sama seperti cinta kanda yang tak pernah dingin untuk dinda
^_^.”
Sorenya, saya ke klinik kampus untuk periksa
mengingat sudah 5 hari demam. Sampai di klinik langsung diukur tensi darahnya.
Nah, waktu tangan saya diikat dengan alat tensi, dokter menemukan bintik-bintik
merah di lipatan siku dan lengan. Banyak sekali. Wajah sang dokter berubah.
Saya panik. Dokter meminta saya untuk melakukan cek darah. Jujur, ini pertama
kalinya saya demam sampai mengeluarkan bintik merah dan harus cek darah. Sebelum
melakukan cek darah, saya telepon kanda. Kanda memberi saya motivasi yang
menenangkan. Ya Allah, ingin rasanya ada
kanda di samping saya...
Hasil lab baru bisa diketahui pada malam
harinya, via telepon. Kata dokter, kalau hasil labnya kurang bagus, malam itu
pula saya harus opname. Opname? Naudzubillah... jangan pernah deh! Belum pernah sekali pun saya
terbaring sakit sampai harus di-opname
di Rumah Sakit.
Akhirnya saya telepon ke klinik. Hasil lab saya sudah keluar. Saya terkena typhus, tapi alhamdulillah masih ringan. Langsung saya telepon dokter, kata
beliau tidak perlu opname tapi harus bedrest dan banyak-banyak minum air
putih.
Jumat,
20 April 2013
Dini hari ini bangun jam 02:30. Langsung
ambil wudhu dan shalat tahajud. Sekitar jam 03:00 membangunkan kanda. Sudah 10
kali miss called tapi kanda tidak jua
mengangkat teleponnya. Sempat BBM kanda juga:
“Dinda
nggak akan capek untuk membangunkan shalat tahajud. Allah menjanjikan segala
kebaikan bagi hamba-Nya yang melakukan shalat tahajud. Yuk jangan sampai
ketinggalan. Bangun, Ndaaaaaaa.....”
Sekitar jam 03:30 kanda baru mengangkat
telepon, ternyata dia tidurnya sudah larut malam karena telat pulang dari
kantornya. Allahu akbar! Ya Allah, jaga
kanda selalu... Mudahkan setiap aktivitasnya...
Aku pun BBM kanda lagi:
“Di
sudut sepi sepertiga malam ini...
Kuingin
kirimkan doa tulus dari hati
Biarkan
para malaikat menjadi saksi
Turut
serta mengamini
Sampai
ke ‘Arsy-nya yang suci
Kuingin
sampaikan pada Rabbul ‘Izzati
Kuharap
dia jadikan kau pendamping sejati
Pangeranku
di dunia dan syurga-Nya nanti
Hari ini tidak masuk kuliah lagi. Kondisi
tubuh belum bisa diajak kompromi. Hmm, agak sedih juga waktu telepon tadi pagi,
kanda berujar akan ke Palembang akhir pekan ini. Di sisi lain saya merasa BT, “Kok
istrinya sakit nggak ditengokin, padahal Jakarta-Bandung hanya 3 jam”. Akan
tetapi, di sisi lain saya berusaha menenangkan diri, “Belajar ikhlas, dong! Kan kelak juga akan sering ditinggal suami ke
luar kota untuk mengisi training atau tugas dakwah lainnya!”. Mencoba untuk
menenangkan diri, tapi tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran kanda saat itu
memang sangat dinanti.
Seharian di kost membuat saya galau. Apalagi
waktu mendengarkan nasyid dan bertemu dengan nasyid yang melankolis, langsung
deh pengin mewek. Plus suasana di
luar sana tengah gerimis. Untuk mengusir galau, saya menulis diary saja sambil
sesekali melongok ke jendela. Kebetulan jendela kamar kost menatap ke luar.
Berharap kanda tiba-tiba melongok di situ. Sangat ingin kanda berada di samping
saya saat itu.
Degh...
sempat
berdesir waktu ada laki-laki berjaket hitam lewat depan depan kos. Saya pikir
itu kanda. Tapi setelah saya tunggu agak lama, pintu gerbang tak kunjung
terbuka. So, bukan kanda dong! Hiks...
Menjelang Asar, meski belum adzan, saya
mengambil wudhu. Setelah ambil wudhu, tergeraklah diri ini untuk melongok ke
jendela kamar dan memandang ke luar. Alhamdulillah...
Allahu akbar... ada kanda di luar sana sedang berdiri, hampir saja
loncat-loncat kegirangan. Hehe.. Ternyata kanda juga SMS :
“Kanda
ingin dinda pejamkan mata. Kemudian bayangkan Kanda berada di samping dinda.
Rasakan betul sehingga membuat tubuh dinda semakin sehat. Kalau sudah, lihat di
jendela, di luar Insya Allah atas izin-Nya sosok kanda betul-betul ada di
sana.”
Speechless
dan sempat bingung mau ngapain! Hehe... SMS kanda tidak saya balas. Saya
langsung berlari menuju pintu gerbang. Sambil membuka pintu gerbang, saya
berujar,
“Ngapain
Mas hujan-hujanan? Sini masuk!”
Kanda nyengir
manis. Saat kanda masuk pintu gerbang kami bersalaman dan saya mencium
tangan kanda dengan takzim. Eh, tak disangka! Kanda menyodorkan setangkai mawar
merah segar untuk saya. Romantis, euy!
Alhamdulillah,
Allah mengabulkan doa saya...
Tidak disangka kanda ada di samping saya.
Bahkan kanda memberikan kejutan yang tidak saya duga. Saya sangat menyukai
mawar merah. Kanda bercerita bahwa dia berjalan kaki dan hujan-hujan dari Simpang
Dago demi mendapatkan mawar merah itu. Masya Allah,
keren banget euy! Suhu tubuh yang tadinya masih tinggi, alhamdulillah cenderung menurun. Nafsu
makan saya pun bertambah karena kanda dengan penuh cinta menyuapi saya. Maaf ya kanda, tadi dinda sempat BT sama
kanda...
Kanda sengaja menunda keberangkatannya ke
Palembang sampai hari Senin. Kanda juga berujar kalau memang sengaja tidak
memberi tahu saya kalau dia akan ke Bandung. Biar surprise katanya! Dan memang saya benar-benar surprise.
***
Tak hanya sekali itu kanda memberikan saya surprise yang luar biasa. Hmm, kanda seperti kecanduan
memberikan kejutan atau pun hadiah kepada saya. Saya pun tidak mau kalah. Kami
berlomba-lomba untuk saling memberi hadiah atau kejutan, puisi, kata-kata
romantis atau gombalan agar ikatan
cinta kami semakin kuat. Alhamdulillah,
saya bersyukur memiliki suami yang saleh dan romantis. Sudah saleh, romantis
pula! ^_^
Cinta
kita bukan cinta biasa
Cinta
kita saling menguatkan
Cinta
kita saling menjaga
Cinta
kita saling menyemangati
Cinta
kita menjadi energi untuk berjuang di jalan-Nya
Cinta
kita menjadi amunisi agar tak gentar dengan setiap tantangan
Cinta
kita menjadi penyejuk segala risau
Cinta
kita karena-Nya
Cinta
kita anugerah dari-Nya
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
So Sweet...Emang rasa bahagia tuh bisa menyembuhkan rasa sakit, Ukh. Moga pernikahan kalian makin barakah yah.
BalasHapusAamiin...mksh mba mimin
BalasHapusMasya Allah, so sweet sekali kak.. ^^
BalasHapus