Setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam kondisi seperti apa. Tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah. Demikian halnya status sebagai anak yatim atau piatu.
Anak yatim mendapat keistimewaan dalam Islam. Yatim adalah seseorang yang ayahnya meninggal dan dia belum baligh. Dalam ilmu fikih, seorang anak yatim jika sudah baligh maka wajib bagi walinya menyerahkan harta kepadanya setelah diuji. Seperti yang tertulis dalam firman Allah Swt:
“Dan ujilah anak-anak yatim sampai mereka mencapai
usia nikah. Apabila kalian menemukan kecerdasannya maka serahkanlah harta-harta
itu kepada mereka. Dan janganlah kalian memakannya dengan berlebih-lebihan dan
jangan pula kalian tergesa-gesa menyerahkannya sebelum mereka dewasa.
Barangsiapa (dari kalangan wali anak yatim itu) berkecukupan, maka hendaklah
dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim) dan barangsiapa yang miskin
maka dia boleh memakan dengan cara yang baik. Apabila kalian menyerahkan
harta-harta mereka, maka hadirkanlah saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai
pengawas.” (QS. An-Nisa’ ayat 6)
Terhadap anak yatim, kita harus bersikap baik. Jangan
memandang sebelah mata atau menghardiknya. Apalagi sampai memakan harta anak
yatim. Allah akan memberikannya azab yang
sangat pedih. Seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak
yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa’ ayat 10)
Hendaknya kita memuliakan anak yatim karena setidaknya
ada 7 (tujuh) keutamaan
besar memuliakan anak yatim, antara lain:
1. Dekat dengan Rasulullah di Surga
Rasulullah Saw bersabda: “Aku dan orang yang
menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR.
Bukhari)
2. Melunakkan Hati yang Keras
“Sukakah
kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak
yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu
menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Baniy, Shahi Al-Jami’, Abu
Darda).
3. Terpenuhinya Kebutuhan Hidup
“Barangsiapa
yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim,
dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib,
Malik Ibnu Harits)
4.
Memperoleh Perlindungan di Hari Kiamat
Rasulullah
SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat
Allah SWT tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah
padanya serta manis tutur katanya.Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan
mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas
kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)
5. Membawa
Berkah ke Dalam Rumah
Dengan
menyantuni dan memelihara anak yatim, maka akan banyak kelimpahan berkah yang
ada pada rumah tersebut tidak peduli seberapa bagus atau jelek rumah tersebut.
Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak
yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum
muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan
buruk.” (HR. Ibnu Majah)
6. Menumbuhkan
Sifat Murah Hati
Rasulullah
SAW bersabda, “Lima hal termasuk sunah para rasul, pemalu, murah hati,
berbekam (hijamah), dan memakai wangi-wangian.” (HR Tirmidzi).
7. Menyempurnakan
Iman sebagai Bukti Cinta
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
sempurna keimanan salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).
Menyantuni anak yatim akhlaq yang
sangat mulia di mata Allah SWT dan juga sesama manusia. Semoga kita termasuk
orang-orang dekat dengan anak yatim dan mendapatkan tujuh keutamaan yang Allah dan rasul-Nya
janjikan dan semoga
kita terhindar dari dosa besar, yaitu memakan harta anak yatim. Aamiin..
Aisya Avicenna
Sumber gambar : https://makalahahli.blogspot.com/2017/09/tinjauan-pustaka-tentang-anak-yatim.html
Mksh artikelnya mb.. Jadi ingat muridku yg yatim.
BalasHapusMencintai anak yatim, lebih fadhilahnya lebih besar dari Haji Mabrur
BalasHapusSampai usia berapa ya yg tergolong anak yatim?
BalasHapusJadi inget lirik lagu, "Rasul menyuruh kita mencintai anak yatim."
BalasHapusTerima kasih remindernya saay
BalasHapusAnak yatim disayangi Allah dan Rasulullah ya
BalasHapusTerima kasih pencerahannya say
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan untuk selalu menyayangi anak yatim.
BalasHapusYa Allah, keutamaan2nya luar biasa. Semoga aku juga bisa selalu memuliakan anak yatim.
BalasHapusAku juga noh, anak yatim. Hihihi. Semoga kita semua menjadi probadi yang penuh kasih sayang kepada anak yatim yah
BalasHapusCita-citaku yang belum kesampaian, nih: mengash banyak anak yatim...
BalasHapusMasya Allah. Semoga kita termasuk yang mengasihi anak yatim
BalasHapusMasyaAllah, terimakasih sudah kembali diingatkan mbak 😊
BalasHapusMasyaAllah... banyak anak yatim di sekitar kita, semua kita semua terketuk hatinya untuk membantu
BalasHapusMasha Allah..banyak banget y manfaatnya.. Mksh sharingnya Mbah..
BalasHapusSemoga Allah SWT selalu memuliakan mereka yang memuliakan dan merawat anak-anak yatim.
BalasHapusTerima kasih, tulisan ini menambah semangat untuk terus berbagi
BalasHapusMakasih sudah diingatkan mbak, noted banget
BalasHapus