Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena luas wilayah lautannya hampir 70% dibanding luas daratan. Sebagai negara kepulauan yang potensial, sekitar 90% perdagangan global diangkut melalui laut, di mana 40% di antaranya melewati perairan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia sangat strategis dalam peta perdagangan dunia.
Seiring berkembangnya teknologi, pergantian kepemimpinan, dan perubahan kebijakan, potensi Indonesia termasuk dalam bidang kemaritiman terus berkembang. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong dan mewujudkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Poros
Maritim Dunia ialah agenda pembangunan Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko
Widodo saat pertemuan East Asia Summit ke-9 di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 13
November 2014. Presiden Joko Widodo dalam
pertemuan tersebut juga menyampaikan lima pilar sebagai upaya untuk mewujudkan Poros
Maritim Dunia itu. Kelima pilar itu, yang juga sebagai bentuk tawaran kerja
sama Indonesia kepada dunia, antara lain: 1) membangun kembali budaya maritim;
2) menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan
pangan laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan
sebagai tiang utama; 3) pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim
dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri
perkapalan, dan pariwisata maritim; 4) mengembangkan diplomasi maritim dengan
bersama-sama menghilangkan sumber konflik di laut; dan 5) membangun kekuatan
pertahanan maritim.
Upaya
mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia tentu sejalan dengan upaya
untuk terus meningkatkan kinerja logistik di
Indonesia.
Kinerja Logistik Indonesia
Kondisi logistik negara-negara di dunia
direpresentasikan dengan skor Logistics Performance Index (LPI) yang
diterbitkan oleh Bank Dunia setiap 2 (dua) tahun sekali. Skor LPI merupakan
agregat dari 6 (enam) indikator yakni: kepabeanan, infrastruktur, kualitas dan kompetensi
logistik, ketepatan waktu, pengiriman internasional, serta pelacakan dan
penelusuran barang.
Data LPI Indonesia (Sumber : World Bank) |
Skor LPI Indonesia tahun 2018 naik 0,17 poin
(5,7%) menjadi 3,15 dari 2,98 (tahun 2016). Peningkatan skor tersebut terutama
didukung oleh peningkatan indikator pengiriman internasional (meningkat 0,33 poin
atau 11,4%), infrastruktur (0,25 poin; 9,4%), dan ketepatan waktu (0,21 poin;
6,1%). Selanjutnya, indikator lain yang berkontribusi positif adalah pelacakan
dan penelusuran barang (0,11 poin; 3,4%), serta kualitas dan kompetensi
logistik (0,10 poin; 3,3%).
Namun, indikator kepabeanan mengalami
penurunan 0,02 poin atau 0,7%. Hasil tersebut menunjukkan dampak positif
terhadap sektor logistik dari hasil pembangunan infrastruktur dan peningkatan
konektivitas yang tengah gencar dilakukan.
Hasil survei LPI 2018 tentu memberi informasi bahwa implementasi kebijakan yang efektif untuk meningkatkan kinerja logistik menjadi tantangan saat ini. Reformasi regulasi sektor logistik sangat penting untuk diterapkan di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, seperti regulasi yang berkaitan tentang aktivitas kepelabuhanan.
Pelabuhan berperan besar dalam kinerja logistik Indonesia yang tentu akan berdampak pada kemajuan ekonomi bangsa.
PT. Pelindo Dulu, Kini, dan Nanti
Pelabuhan Indonesia sudah
ada sejak zaman Belanda. Seiring berjalannya waktu dan pergantian kepemimpinan,
berubah menjadi PT. Pelabuhan Indonesia
(PT. Pelindo). Saat ini, PT. Pelindo adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang terdiri dari Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV dengan pembagian wilayah
kerja seperti pada gambar berikut.
Seiring dengan berkembangnya teknologi maka tantangan yang dihadapi Pelindo juga semakin beragam. Pelabuhan tidak hanya sebagai tempat bongkar muat. Beberapa layanan di PT. Pelindo antara lain: layanan air kapal (pengisian air bersih ke kapal), shore connection (penyediaan listrik), bunker service (pengisian bahan bakar), dan penyediaan Gudang (penyediaan lahan atau Gudang kepada pengguna jasa dengan mekanisme sewa).
Pemerintah
melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan untuk melakukan
integrasi keempat BUMN Pelabuhan tersbebut pada kuartal III tahun 2021 ini.
Integrasi ini bertujuan untuk mengembangkan konektivitas maritim, standarisasi
pelayanan pelabuhan serta akan berdampak pada peningkatan kinerja dan efisiensi
bagi BUMN Pelabuhan. Indonesia sebagai negara maritim yang punya potensi
besar harus memiliki konsep pelabuhan yang terintegrasi. Selama ini dengan
situasi di mana Pelindo terdiri dari empat perusahaan di wilayah operasi
regional yang berbeda, cukup kesulitan dalam perencanaan alur dan investasi
yang bisa mendukung efisiensi biaya logistik nasional. Kondisi empat Pelindo
saat ini juga menyebabkan layanan operasional pelabuhan belum terstandar.
Pelindo
Bersatu, Indonesia Maju
Menteri BUMN,
Erick Thohir juga telah mencanangkan core values BUMN yakni AKHLAK (Amanah,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Dengan memegang nilai AKHLAK
tentu menjadi pijakan dalam proses integrasi Pelindo ini.
Klaster Bisnis Integrasi Pelindo |
Integrasi Pelindo dilakukan dengan
mengelompokkan ke dalam klaster-klaster bisnis pengembangan BUMN Pelabuhan agar
dapat lebih fokus sesuai dengan lini bisnisnya. Empat klaster yang akan
dibentuk setelah penggabungan BUMN Pelabuhan, antara lain peti kemas, non peti
kemas, logistik dan hinterland development, serta marine, equipment, and port services.
Pelindo Bersatu
memberikan manfaat dalam berbagai aspek sebagai berikut.
1. Bagi Negara,
antara lain mempermudah koordinasi antara Pemerintah dengan BUMN Pelabuhan
terintegrasi, meningkatkan pendapatan negara melalui dividen dan pajak. dan meningkatkan
Foreign Direct Investment (value creation) lewat klasterisasi
bisnis.
2. Bagi BUMN,
antara lain dapat menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 di
dunia, mewujudkan efisiensi operasional dan CAPEX (Capital expenditure), menguatkan
sumber daya keuangan, dan meningkatkan potensi value creation baru dari
klasterisasi bisnis.
3. Bagi Masyarakat,
antara lain dapat mewujudkan efisiensi lalu lintas barang antar pulau, mewujudkan
efisiensi penurunan harga barang yang diangkut (penurunan disparitas harga),
dan menjadi peluang terbukanya kesempatan lapangan kerja baru.
Dengan aneka manfaat di atas, tentu integrasi
Pelindo menjadi salah satu upaya yang harus kita dukung bersama. Seperti halnya
semangat untuk meningkatkan persatuan dalam hal apapun untuk mewujudkan
Indonesia Maju.
Pelindo Bersatu diharapkan menjadi salah satu upaya strategis yang berpengaruh jangka panjang pada kinerja logistik Indonesia. Integrasi Pelindo digadang dapat mewujudkan sistem operasional pelabuhan yang terstandar sehingga berdampak pada peningkatan layanan, efisiensi biaya logistik, dan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalamnya.
Pelabuhan yang bersinergi ini tentu akan dapat bersaing secara global serta dapat meningkatkan perekonomian nasional yang dapat mewujudkan Indonesia Maju tak hanya dalam bidang ekonomi, tapi juga bidang yang lainnya.
Survei ke Beberapa Pelabuhan di Indonesia dalam Rangka Tugas dari Kantor |
Referensi Tulisan dan Sumber Foto:
-
Media sosial Pelindo I, II, III, IV
- https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/indonesia-poros-maritim-dunia
- https://lpi.worldbank.org/international/global
Wah keren tulisannya kak
BalasHapusMakasih Kak
HapusMantap
BalasHapusMakasih kak
HapusSemoga dengan makin terintegrasinya pelabuhan di Indonesia, tanah air ini makin maju SDM-nya sehingga terjaga lestrai sumber daya alamnya juga.
BalasHapusaamiin..
Hapus