Alhamdulillah,
akhirnya mentoring kedua Blogger FLP Jakarta kembali digelar Ahad tanggal 11
Maret 2018. Bertempat di Proxsis Consulting (IG : @proxsisconsulting), 26 blogger FLP Jakarta belajar
blog bareng Kang Arul, seorang blogger professional yang juga senior di FLP
Jakarta.
Mentoring Blogger FLP
Jakarta dimulai pukul 09.30 WIB oleh Kak Shinta selaku MC dan dilanjutkan
tilawah oleh Syahrul (Muda 21). Tema mentoring kali ini “Ngeblog Galau Bareng
Kang Arul”.
Memang,
kami dibuat galau oleh materi-materi yang disampaikan Kang Arul, sang Dosen
Galau.
Alhamdulillah, Ahad 28 Januari 2018 yang lalu bertempat di Proxsis Consulting, Jakarta Selatan telah diadakan workshop blog oleh
FLP Jakarta. Acara ini digelar sebagai sarana untuk memfasilitasi anggota muda dan madya FLP Jakarta agar lebih produktif menulis dan bisa memanfaatkan platform blog sebagai sarana untuk merangkai kata.
 |
Cover Novel "Carikan Aku Istri" |
Judul
: Carikan Aku Istri
Penulis
: Arul Khan
Penerbit
: Fatahillah Bina Alfikri (FBA) Press, Tangerang
Tebal
: 190 halaman
Tahun Terbit : 2004
ISBN
: 979-3205-26-1
*
Siapa bilang kaum lelaki tidak resah
memikirkan siapa calon pendamping hidupnya?
Siapa bilang menentukan satu keputusan untuk memilih
adalah hal yang teramat mudah bagi lelaki?
Sebelumnya kita telah membahas salah satu senjata penulis yakni sabar, khususnya terkait sabar dalam menghadapi ujian. Sekarang kita lanjutkan pembahasan mengenai sabar dalam meninggalkan perbuatan maksiat.
Ketika kita sudah
mendeklarasikan diri untuk menjadi seorang penulis, akan banyak hal yang
dihadapi, baik kemudahan maupun kesulitan. Dalam menjalankan aktivitas menulis,
ada dua senjata penting yang harus dimiliki oleh seorang penulis,yaitu sabar dan syukur.
Saya menemukan tulisan tahun 2015 ini di email saya tepat di saat siang sampai sore tadi saya berkumpul dengan rekan-rekan FLP Jakarta. Pas banget sebagai bahan renungan karena tadi juga diminta oleh seorang sahabat untuk mengajarinya menulis. Sejatinya saya pun sedang belajar menulis dan dalam tahap 'kembali' ke FLP.
 |
Sumber gambar : http://dicuekin.com/2014/07/apa-yang-kita-dapatkan-dari-membaca.html |
Ketika duduk di stasiun bus, di gerbong kereta api,
di ruang tunggu praktik dokter anak, di balai desa,
kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,

Nama : Etika Suryandari (Aisya Avicenna)
Karya terpublikasi sampai Juli 2011;
1.Artikel “Bukti Cinta” (diterbitkan Majalah Enha UNS edisi Februari 2010)
2.Artikel “Be Your Self” (belum berhasil terbit di Majalah KHAlifah,
tapi akhirnya terbit di www.penulislepas.com tanggal 17 September 2010
3.Kisah inspiratif “Merah Marun Lebaranku” dalam Antologi “Lovely Lebaran Serendipity” (Indie Publishing, 2010)
4.Cerita Pendek “Sepasang Mata Cinta” diikutkan dalam Lomba Duet Sahabat
UNSA, 3 November 2010 (ditulis bersama Suli We~FLP Solo), belum
berhasil tapi akhirnya dimuat di www.islamedia.web.id)
5.Cerita Pendek “Cinta Adinda” dalam antologi “Be Strong Indonesia#14” (Writer4Indonesia, 2010)
6.Cerita Pendek “Mengikuti Jejak Rosul” (www.islamedia.web.id, 2010)
7.Salah satu penulis dalam Buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses” bersama Kang Arul (Citra Risalah, 2010)
8.Kisah Insiratif “Penghuni Baru Oscom” dalam Antologi “Guru Kehidupanku” (Gerai Buku, 2011)
9.Artikel “Jalan Cinta Para Penulis” dalam antologi “Chicken Soup for Writerpreneurs’s Soul” (Indie Publishing, 2011)
10.Surat “Dalam Lingkaran Cinta” dalam antologi “Surat Cinta untuk Murobbi” (Parapluie Publishing, 2011)
11.Semua tulisan terpublikasi juga di www.aisyaavicenna.com
12.Insya Allah ada 2 tulisan lagi yang akan dibukukan dalam antologi, tapi belum tahu nama penerbitnya.
Tambahan :
-Narasumber bersama Dina Purnama Sari dalam Bedah Film “Alangkah Lucunya
Negeri Ini” dan Bedah Buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir Sukses” (29 Mei
2011, penyelenggara : GPQ Baitul Hikmah, Jakarta)
-Narasumber bersama 3 penulis FLP Solo dalam talkshow kepenulisan di acara Solo Muslim Fair 2011 (Solo, 10 Juli 2011)
 |
Bersama Panitia |
"Melihat Indonesia dengan Senyum" (Behind The Scene)
Jumat, 20 Mei 2011 bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional... Hehe..
Saat itu saya mengenakan seragam KORPRI karena harus upacara. Halah,
sebenarnya bagian ini tak perlu diceritakan. Tapi ya ikhlaskan diri
untuk membacanya. Kan saya yang bercerita. Habis Maghrib saya masih
berada di kantor karena memang ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Saat pekerjaan sudah selesai, saya tidak langsung pulang karena
diperkirakan kondisi jalan masih sangat macet. Akhirnya saya buka blog
dan FB. Nah, saat online di FB itulah seorang sahabat lama bernama Hasan
Zuhri menanyakan apakah saya pernah nonton film inspiratif. Tentu saja
saya pernah melihatnya. Lantas saya tanyakan, film apa yang dimaksud?
Hasan menjawab, "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Oh, kalau film itu saya
belum melihatnya! Hasan pun kembali bertanya, apakah ada rekomendasi
film lain? Karena dia akan mengadakan acara bedah film untuk adik-adik
remaja masjid binaannya. Hmm, saya balik tanya mengapa memilih film
"Alangkah Lucunya Negeri Ini"? Saya pun menambah pertanyaan lain,
mengapa tidak bedah buku saja. Hasan kembali memberi tanggapan,
sepertinya ia tertarik untuk bedah buku juga. Karena sudah waktu Isya,
saya pamit pada Hasan (meski chat belum selesai) sambil memberikan nomor
HP saya.
Waktu itu, yang ada dalam pikiran adalah saya hanya sebagai pemberi
masukan atas acara yang akan digelar Hasan. Hingga dua hari kemudian,
ada nomor asing menghubungi saya. Ternyata Hasan. Dia kembali membuka
ruang diskusi tentang acaranya sekaligus menanyakan apakah ada buku yang
pernah saya tulis yang kira-kira bisa disesuaikan dengan film "Alangkah
Lucunya Negeri Ini". Saya jawab saja, sepertinya buku "OMG!Ternyata Aku
Terlahir Sukses" cukup relevan. Akhirnya saat itu juga Hasan menodong
saya untuk membedah buku itu sekaligus membedah filmnya. Wah, saya belum
pernah melihat filmnya! Alasan saya agak keberatan jika harus membedah
filmnya juga. Hasan menyeletuk, kan masih ada waktu untuk melihat
filmnya dulu. Hmm, akhirnya saya menyanggupi. Padahal acaranya tanggal
29 Mei 2011.
Saya segera menghubungi HUMAS FLP Jakarta (Mbak Dina Sedunia) dan Kang
Taufan terkait acara ini. Alhamdulillah, respon mereka positif. Sempat
juga menghubungi Mbak Iecha terkait konfirmasi acara karena Mbak Dina
sempat mengusulkan sebaiknya diadakan pelatihan menulis (FLP Goes to
School) sekalian karena memang FLP Jakarta mendapat alokasi waktu juga
untuk perkenalan dan acara lain sekiranya ada. Sebelumnya saya juga
mengusulkan pada Hasan untuk mengadakan pelatihan menulis sekalian, tapi
Hasan mengutarakan kalau peserta masih awam untuk menulis. Dahulu
pernah diadakan lomba menulis cerpen, tapi hanya lima orang yang ikut.
Sinergis dengan pendapat Mbak Iecha, akhirnya untuk acara tanggal 29 Mei
2011 sekedar memberikan motivasi menulis saja untuk peserta, bukan
pelatihan. Dan memang Hasan juga menyarankan insya Allah, jika banyak
peserta yang berminat, akan diadakan acara pelatihan menulis tersendiri
untuk mereka di hari lain dengan persiapan acara yang lebih matang.
Oh ya, pada hari Selasa, 23 Mei 2011 saya berencana membeli film
"Alangkah Lucunya Negeri Ini" dan buku "OMG! Ternyata Aku Terlahir
Sukses" di Gramedia. Oleh karena itu, strategi pun disusun. Makan siang
sebelum sholat Dhuhur. Setelah sholat, langsung naik bajaj menuju
Gramedia Matraman. Lumayan jauh juga sih. Tapi, kalau tidak segera beli,
bakal tertunda terus. Apalagi kalau pulang kantor sudah tidak
memungkinkan untuk mampir ke Gramedia karena macet dan capek.
Sampai di Gramedia langsung menuju lantai 3, tempat buku OMG!
Alhamdulillah, buku itu masih terpajang manis di rak. Saat menuju kasir,
lewat bagian novel eh malah ketemu novel terbaru sekaligus novel
terakhirnya almarhumah Nurul F. Huda yang akan dilaunching hari kamis
ini, judulnya “Hingga Detak Jantungku Berhenti”. Akhirnya beli buku itu
juga. Setelah itu lanjut ke lantai 2 untuk membeli film. Awalnya,
penjaganya bilang kalau film itu belum ada. Masak sih? Kan film itu
sudah cukup lama. Akhirnya, aku bertanya pada penjaga toko yang lain. Ia
pun memberi tahu kalau filmnya masih ada. Pikir saya harganya sekitar
Rp 50.000,- tapi ternyata harganya Rp 29.000,-. Saya pun membeli film
itu. Jam 13.30 harus sampai kantor. Setelah buku dan film sudah didapat,
saya pun keluar Gramedia. Awalnya hendak naik bajaj, tapi setelah
dipikir-pikir, naik Kopaja 502 saja. Hemat ongkos! Alhamdulillah, sampai
di kantor tepat waktu meski ngos-ngosan. Tapi puas banget! Siap
melanjutkan pekerjaan!
Rencana awal, malam harinya akan nonton film. Tapi ternyata hari ini
tepar. Baru Rabu malam saya bisa melihat film itu. Itupun sempat
ketiduran. Hehe… Lucu pokoknya!
Singkat cerita, jumat malam saya terserang flu. Sabtu saya tepar.
Bedrest. Tidak kemana-mana. Demam + flu berat + pusing! Padahal acaranya
besok. Sore harinya Hasan sempat telepon untuk fiksasi acara. Hmm,
Bismillah… insya Allah sembuh!!!
Ahad, 29 Mei 2011 alhamdulillah, pagi ini kondisi tubuh jauh lebih baik
dari kemarin. Sudah tidak pusing lagi. Sebelum berangkat ke tempat acara
hari ini, Mbak Dina sempat memastikan kondisiku. Dia juga mengabari
kalau Mbak Iecha tidak jadi datang karena ada acara. Hmm, sempat kaget
juga karena tidak sesuai rencana awal. Pagi ini juga sempat mendownload
videonya Kang Arul yang direncanakan akan ditayangkan saat acara.
Sekitar pukul 10.00 aku keluar kost. Rencana awal mau naik busway sesuai
arahan Hasan, tapi akhirnya naik bus 921 ke Blok M. Mana duduknya
membelakangi sopir. Hihi… Dalam perjalanan, sempat baca tulisannya Pak
Bambang Trim. Sampai di Blok M, ganti Kopaja 509 arah Kampung Rambutan.
Awalnya sempat salah naik angkot lain. Tapi setelah memastikan kalau
Kopaja 509 itu lewat Cilandak, akhirnya naik kopaja tersebut.
Wah, sudah jam 11.00 tapi belum sampai lokasi. Sempat cemas juga kalau
terlambat karena direncanakan acara akan dimulai pukul 12.30. Mana saya
sudah menjanjikan bawain film aslinya. Hihi, panitia punyanya yang
copian soalnya (informasi valid dari Hasan).
Kopaja 509 sudah memasuki kawasan Cilandak. Saya tanya ke sopirnya apa
lewat Elnusa, ternyata tidak. Akhirnya saya turun dari Kopaja dan naik
taksi menuju Elnusa. Ternyata jalannya harus memutar. Hehe… seru juga
sih karena berpacu dengan waktu. Akhirnya, sampai juga di depan masjid
Baitul Hikmah Elnusa. Langsung menghubungi Mbak Dina, ternyata dia
sedang makan siang dengan Mawah dan Soson. Saya mendatangi mereka dan
turut memesan makanan. Sempat telepon Hasan dulu memberitahukan posisi
saya sudah di depan Masjid Baitul Hikmah.
Setelah itu, menikmati makan siang bersama Soson, Mbak Dina, dan Mawah.
Setelah sholat Dhuhur, kami pun segera menggelar stand FLP Jakarta di
teras masjid setelah ber-“say hello” dengan panitia. Panitia juga
menyediakan stand untuk “SUKA BUKU” (distributor buku “OMG! Ternyata Aku
Terlahir Sukses!”) yang hari itu diwakili dua orang karyawannya.
***
"Melihat Indonesia dengan Senyum" (The Show!)
Pukul 12.30 film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” mulai diputar dan sekitar
pukul 13.00 sempat dipending dulu untuk acara seremonial. Pembukaan
oleh MC, pembacaan tilawah dan sari tilawah, sambutan ketua panitia, dan
sambutan pengelola (Hasan). Setelah Hasan memberikan sambutan, acara
nonton film dilanjutkan. Subhanallah, seperti yang telah diberitahu
Hasan bahwa pesertanya berusia remaja (seumuran SMP-SMA) yang juga
merupakan remaja masjid Baitul Hikmah Elnusa. Lha ternyata yang datang
tidak hanya remajanya. Tapi ada juga bapak-ibu guru TKIT Baitul Hikmah
dan beberapa pengunjung yang kala itu sedang istirahat di masjid. “Saya
tadi habis sholat ke sini. Tertarik lihat filmnya, Mbak!” tanya seorang
ibu yang duduk di sebelah saya.
Sekitar pukul 14.00, Mbak Haniyah selaku moderator mulai beraksi. Film
kembali dipending. Mbak Haniyah memperkenalkan saya dan Mbak Dina selaku
pembedah buku dan film. Duet maut pun terjadi. Seru juga sih. Untuk
pertama kalinya duet sama Mbak Dina. Meski awalnya rada grogi juga
karena yang dihadapi bukan hanya para remaja, tapi juga bapak-bapak dan
ibu-ibu, akhirnya kami bisa mentralisir suasana. Terlebih kalau Mbak
Dina mulai mengeluarkan jurus narsisnya (memuji diri sendiri sampai
akut!). Di sela-sela membahas buku dan film, kami juga membagi-bagikan
doorprize. Seru deh pokoknya!
Kami juga sempat menayangkan videonya Kang Arul (sang guru kami) yang
sering kami sebut dalam pembahasan buku “OMG! Ternyata Aku Terlahir
Sukses!”. Hanya satu video yang kami putarkan yakni tentang motivasi
menulis. Setelah itu, saya melakukan simulasi “BINTANG KESUKSESAN”. Pada
simulasi ini, saya membagikan selembar kertas bergambar bintang yang
kelima sisinya bertuliskan :
1.TOKOH IDOLA SAYA
2.DUA KESUKSESAN SAYA
3.DUA KEGAGALAN SAYA
4.EMPAT KATA YANG MENGGAMBARKAN DIRI SAYA
5.DUA CITA-CITA SAYA
“BINTANG KESUKSESAN” ini cukup banyak menggambarkan isi dari buku “OMG!
Ternyata Aku Terlahir Sukses!”. Pun demikian bisa disinkronkan dengan
film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Dua orang peserta (ikhwan-akhwat)
maju untuk membacakan apa yang telah mereka tulis. Saat menjelang Asar,
acara dipending dulu. Setelah Asar, acara dilanjutkan kembali. Giliran
Hasan yang bagi-bagi doorprize dari El Nusa. Pertanyaan pertama tentang
siapa yang suka menulis diary. Di antara ketiga orang yang mengangkat
tangan, saya salah satunya. Kemudian ditanya kapan terakhir kali
menulisnya. Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan doorprize berupa
buku diary juga. Hehe, baru kali ini sepanjang sejarah mengisi acara..
eh, pembicaranya juga kebagian doorprize… Doorprize yang dibagi Hasan,
mulai dari buku diary, Al-Qur’an, sampai peta Palestina.. Keren dah!
Setelah doorprize dari Hasan habis, acara dilanjutkan dengan “Selayang
Pandang FLP Jakarta”. Kali ini Mbak Dina dan saya kembali mengisi acara
dengan sharing tentang FLP Jakarta, sambil bagi-bagi doorprize tentunya.
Setelah acara “promosi” FLP selesai, peserta juga diberi kesempatan
bertanya tentang FLP dan dunia kepenulisan. Jawaban dari saya dan Mbak
Dina tentunya jawaban real yang berasal dari pengalaman kami selama
gabung di FLP.
Setelah itu, kami menonton film lagi sampai tamat. Seru juga. Kami
tertawa bersama, bercanda.. ahhh, indahnya ukhuwah! Sebelum menutup
acara, panitia menyerahkan kenang-kenangan kepada kami. Uhuy!
***
"Melihat Indonesia dengan Senyum" (Setelah Acara)
Pukul 17.00 acara selesai. Setelah peserta bubar, Hasan mengomandani
kami untuk melakukan evaluasi acara bersama panitia. Sempat foto
bersama, dan tentunya saya mendadak jadi artis gara-gara adik-adik pada
minta tanda tangan di buku “OMG!Ternyata Aku Terlahir Sukses!” Hoho…
Setelah pamitan dengan pihak panitia yang diwakili Hasan, kami mulai
menutup lapak (stand) FLP Jakarta. Sebelumnya, foto-foto dulu. Teteup!
Foto bareng juga dengan perwakilan dari SUKA BUKU (distributor “OMG!
Ternyata Aku Terlahir Sukses!”. Setelah itu, kami sholat Maghrib dulu,
setelah itu berencana untuk makan malam bersama. Sayangnya, Mbak Rini
sudah dijemput, dia nggak jadi ikut makan. Akhirnya, kami (Saya, Mbak
Dina, Mbak Ade, Soson, dan Mawah) berjalan keluar kompleks Masjid Baitul
Hikmah untuk mencari makan malam. Wuih, sepanjang perjalanan ternyata
kami tidak menemukan satu warung pun. Akhirnya disepakati untuk beli
makan di CITOS (Cilandak Town Square) yang katanya lokasi tidak terlalu
jauh. Kita berjalan kaki ke arah barat. Lhoh, kok nggak sampai-sampai
sih! Akhirnya, kami tanya pada seorang Bapak perihal lokasi CITOS. Hihi,
ternyata si Bapak juga mau ke sana. Tambah anggota baru nih dalam
rombongan jurit malam itu. Wuiiih… setelah mendaki gunung, lewati lembah
(lebay!) plus diiringi nyanyiannya Mawah yang menyayat hati.. akhirnya
kami sampai juga di CITOS. Langsung cari tempat makan yang asyik then
SELAMAT MAKAN!!!!!!!
Setelah makan, langsung balik ke istana masing-masing.
What a wonderfull day!
Maaf ya reportasenya telat. Semoga berkenan
Aisya Avicenna
 |
Duduk bersanding dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet... Hihi... ^^v |
Masih ingat tema saya di bulan MEI? Bagi yang lupa, saya ingatkan lagi
ya. Pada bulan ini saya mengangkat tema : [M]elangkah pasti, optimalkan
[E]nergi, tuk raih [I]mpian yang menawan. Alhamdulillah, dua impian yang
menawan bisa terwujud dalam sebuah event di bulan Mei ini sesuai dengan
tema tersebut. Bagaimana bisa? Begini ceritanya.
Kamis, 26 Mei 2011 akan digelar acara launching buku terakhir karya
almarhumah Nurul F. Huda di Ruang HB Jassin, Taman Ismail Marzuki. Saya
mengetahui informasi acara itu setelah diundang oleh salah seorang teman
di FLP Jakarta yang bernama Ikal di FB. Saat mengetahui kalau acara
akan diselenggarakan jam 15.30, langsung agak kecewa. Pasalnya, masih
jam kerja. Kemungkinan untuk datang semakin kecil. Mengingat pekerjaan
di kantor juga lagi banyak-banyaknya, semakin mengurangi prosentase
kesempatan itu. Terlebih saat ini saya menjadi "single fighter" karena
tiga partner kerja saya pada cuti. Jadi, saya juga menghandle tugas
mereka. Jadinya, dalam pekan ini sampai dua pekan mendatang, saya akan
bekerja secara nomaden di tiga komputer yang berbeda. Tapi, ada semangat
membara untuk bisa menghadirinya terlebih saat tahu lokasi (TIM) dekat
dengan kantor saya.HARUS BISA DATANG! HARUS BISA DATANG! Akhirnya
menyusun strategi terutama tentang bagaimana caranya agar pekerjaan hari
itu bisa selesai dengan cepat.
Hari Kamis pun tiba. Menjelang siang, kerjaan masih banyak. Tapi
alhamdulillah, meski baru bisa keluar kantor sekitar jam 16.00, akhirnya
dengan naik KOpaja 502, sampai juga di TIM meski terlambat. Saat masuk
ruangan, langsung disambut dengan gegap gempita oleh Mbak Dina Sedunia
dan Mbak Ria Syakrey sehingga membuat beberapa orang menoleh dan menatap
saya. Wah, dikira ada artis datang! Hihihi...
Setelah duduk, baru sadar kalau ternyata tadi yang menoleh adalah Mbak
Izzatul Jannah, Mbak Helvy Tiana Rosa, dan Bunda Pipiet Senja. Saya
duduk di belakang mereka dan sempat menyapa serta cipika-cipiki dengan
Mbak Izzatul Jannah. Subhanallah walhamdulillah, impian saya untuk
bertemu dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet Senja akhirnya terwujud juga!
Tak menyangka! Hmm, semakin bersyukur... Inilah salah satu hikmah atas
hijrah saya ke kota Jakarta ini.
Mbak Rahmadiyanti (Mbak Dee) sedang memandu acara. Sesaat kemudian Mbak
Dee meminta Bunda Pipiet untuk maju ke depan. Bunda Pipiet tak mampu
membendung air matanya saat beliau bercerita tentang almarhumah Nurul F.
Huda. Bunda Pipiet bertutur tentang bagaimana kisah kebersamaannya
dengan Mbak Nurul. Setelah Bunda Pipiet, Mas Yanuar juga diminta maju ke
depan dan membaca puisi tentang kematian.
Satu persatu penulis yang hadir digiring maju untuk berkisah. Termasuk
sang Ketua FLP Jakarta (Kang Tep) yang saat itu datang berbarengan
dengan Bang Boim Lebon dan Mas Fahri Aziza. Ahh, mereka pun tak mampu
menyembunyikan kesedihan. Meski acara menjadi bernuansa haru, tapi
akhirnya kembali ceria penuh canda saat Bang Boim Lebon mengambil alih
acara dengan lelang buku. Buku pertama yang dilelang adalah buku
terakhir Mbak Nurul yang berjudul "Hingga Jantungku Berhenti Berdetak".
Lelang cukup seru. Dari harga awal Rp 40.000,- akhirnya buku terjual Rp
1.000.000,-! Subhanallah... Ada bukunya Bang Boim juga yang dilelang
judulnya "Kekonyolan dalam Rumah Tangga". Paling lucu waktu Bang Boim
melelang buku "The Last Empress" yang ia pelesetkan menjadi "The Last
Pampers". Gubrakz!!! Puluhan buku habis terlelang sebelum adzan Maghrib
tiba. Oh ya, Mbak Helvy juga melelang kalung ungu kesayangannya. Tapi,
beliau sendiri yang berhasil memenangkan lelang atas kalungnya.
Adzan Maghrib pun berkumandang. Sebelum menuju masjid TIM, saya dan
beberapa teman FLP (Ikal, Mbak Elen, dan Mbak Ria) sempat menyapa dan
foto bersama Mbak Helvy, Bunda Pipiet serta Mbak Dee. Oh ya, Mbak Dina
Sedunia sudah balik lagi ke kampusnya untuk mengajar jam 18.00 tadi.
Setelah itu kami menuju masjid Amir Hamzah. Hmm, banyak kenangan bersama
teman-teman FLP Jakarta di masjid ini. Subhanallah, masjid ini sudah
banyak berubah. Lebih keren!
Setelah sholat Maghrib, saya bersama Mbak Ria dan Mbak Elen kembali ke
tempat acara. Sampai di ruangan, Mbak Helvy tengah membaca puisi yang
kata beliau merupakan salah satu puisi yang sangat disukai Mbak Nurul.
Setelah itu, satu persatu turut sumbang suara untuk membaca puisi. Mas
Nahar Rasjidi, Mas Fahri, dan Bang Boim pun beraksi. Mas Nahar dan Mas
Fahri begitu semangat dalam membaca puisi. Paling gokil ya Bang Boim,
malah berpuisi atas puisi "Perahu Kertas" yang seharusnya dibaca.
Di penghujung acara, Mbak Dee mengumumkan hasil lelang yang akhirnya
digenapkan Mbak Helvy menjadi Rp 5.000.000,-. Alhamdulillah...Secara
simbolis (simbolnya berupa selembar kertas tulisannya Mbak Dee yang
berisi daftar hasil lelang ^^), hasil lelang diserahkan Mbak Dee kepada
Bunda Pipiet Senja. Insya Allah, semua hasil lelang didedikasikan untuk
anak-anak almarhumah juga untuk membantu pelunasan biaya rumah sakit
beliau.
Acara diakhiri dengan doa bersama dipimpin Mas Yanuar. Kemudian
dilanjutkan foto -foto. Subhanallah, hari yang indah... Semoga full
barokah... Semangat kebersamaan dan semangat berbagi inilah yang
menjadikan FLP begitu luar biasa. Semangat itu pulalah yang juga dimiliki Mbak Nurul F. Huda.
Semoga karya-karya beliau menjadi amal jariyah pemberat timbangan
kebaikannya di akherat kelak. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi
ketabahan dan kesabaran yang luar biasa. Dan semoga kami yang masih
harus melanjutkan hidup di dunia, senantiasa diberi kemudahan untuk
meneruskan perjuangan beliau. Semangat merangkai karya!
Jakarta, 28 Mei 2011_19:24
Aisya Avicenna

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com
Pagi ini ketika saya membuka sebuah wall dari salah seorang teman di
Facebook saya sedikt kaget dan terkejut.Ada sebuah kabar duka yang
datang dari seorang sahabat di fb yang bernama Nurul F Huda Full
akunnya bisa dilihat di : http://www.facebook.com/Nurul F Huda Full
Terus terang saya tidak begitu kenal dengan mba nurul,hanya karena
beliau termasuk aktif menulis (karena seorang penulis ) dan beliau juga
rajin membagikan hasil tulisannya yang kemudian menjadi status di fb
miliknya.Dari situ saya sedikit mengenal sosok almarhumah ini.Ada
beberapa hal yang menarik dari mbak nurul menurut saya. Ini profil
singkat beliau :
Seorang Ibu dengan 2 putra/i yang juga single parents.
Menulis 21 judul buku pribadi dan 4 judul buku antologi.
Pernah menjadi kolomnis Batam Pos, Dosen Politeknik.Mengisi Seminar,
Pelatihan (Kepenulisan, Wanita, Anak, Keluarga). Tulisan-tulisan beliau
di blog bisa dilihat di : http://nurulfhuda.multiply.com/
sisi lain beliau : memiliki kelainan jantung bawaan, seumur hidup harus
memakai obat pengencer darah, dan menjadi lelaki yang dicintai
meninggalkan dirimu, demi perempuan lain.
Ini beberapa ungkapan duka yang dikirimkan banyak sahabat-sahabat beliau di facebook :
Innalillahi wainna ilaihi raji’un. selamat jalan mbak…engkau orang
baik,insya Allah banyak sekali orang yg mencintaimu dan mengiringi
perjalananmu,meski mereka takmengenalmu scr langsung.namun tulisan2mu
menggugah hati mereka,menginspirasi kami/mereka. kami semua mendoakamu
mba. Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa. Amien ya Rabb
al ‘alamien
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…. Semoga setiap kata yang kau
tulis, menjadi penanda atas kebaikanmu selama di dunia, Mbak. Amin.
Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun..Walau sy tdk mengenalmu.. tp
terlihat dlm beberapa tulisanmu, engkau adalah orang yg peduli dan
InsyaAllah bermanfaat utk ummat.. Selamat jalan mba Nurul F Huda Full..
semoga ALlah menempatkanmu dlm JannahNya.. Allahummaghfirlahaa Warhamhaa
wa’aafihii wa’fu anhaa.. Ya Allah ampunilah segala dosanya.. Rahmatilah
ia.. terimalah amal ibadahnya.. dan tempatkan ia dlm surgaMu, serta
berikanlah kesabaran kepada keluarga yg ditinggalkan.. amiin.
Innalillahi wa inna ilai roji’un..telang berpulang kerahmatullah,
seorang guru, seorang penulis nasional, seorang motifator, seorang
sahabat yang selalu perduli dengan lingkungannya, seorang aktivis.. bu
Nurul F Huda Full, semoga perjuangan beliau selama ini dijadikan pahala
yang berlipat disisinya..
Inna lillahi wa innailaihi roji’un…… Segenap Keluarga Besar Penerbit
Proumedia Full mendoakan semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik
di sisi Allah SWT. Aamiin…..
Innalillahi wa innailaihi roji’un, telah berpulang ke rahmatullah
kakak, seorang ibu yg menginspirasi banyak orang, semoga amal ibadahnya
diterima disisi-Nya.amien
Sedih mba aku mendengar berita ini, tak menyangka begitu cepat ajal
menjemput. Manusia tak ada yang tahu jika Sang Khalik sudah memanggil.
Selamat jalan mba Nurul….tulisanmu senantiasa menjadi inspirasiku. Maaf
aku ndak bisa datang ke Yogya tapi doaku akan mengiringi kepergianmu.
Dari sebuah buku,aku pernah membaca bhw orang yg beruntung adalah yg
kedatangannya disambut kebahagiaan dan kepergiannya ditangisi. Dan
engkaulah salah satu org yg beruntung itu dik..Doa2 untukmu mengalir
deras menuju haribaanNya…tangis kehilangan menyesak di bnyk hati org2 yg
mencintaimu.Selamat jalan dik Nurul,we love u,but Allah love u more…
Bahkan seorang sahabat dekat yang juga seorang penulis hebat nasional , Pipiet Senja turut menulis :
Innalillahi wa Inna ilaihi Roji’un…. Telah berpulang ke Rahmatullah
:Nurul F Huda 18 mei 2011 pk. 03.15 di RSUD Sardjito Yogyakarta, akan
dimakamkan di Purworejo. Selamat jalan, adikku cinta, buku terakhirmu
telah kusunting; Hingga Detak Jantungku Berhenti.Karya terakhirmu ini
seakan ingin menggemakan; inilah lakon hidupmu, sukaduka, nestapa dengan
kelainan jantung bawaan, seumur hidup harus memakai obat pengencer
darah, dan lelaki yang dicintai meninggalkan dirimu, demi perempuan
lain.Duhai, dindaku cinta, selamat jalan, sampai jumpa bila waktuku
tiba#hariberkabung
Begitulah bila seorang yang baik dan juga kebetulan seorang penulis yang
hebat meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.Maka segala kebaikan dan
karyannya selama hidup tetap aakn abdi dan dikenang orang sampai
kapanpun jua.
 |
Bang Melvi Yendra |
Hari, Tanggal : Ahad, 17 Maret 2011
Waktu : Pukul 10.00-12.00
Tempat : Masjis ARH, UI Salemba
MC dan moderator : Ikal
Pembicara : Melvi Yendra
Tema : "DUNIA MENULIS DAN PELUANGNYA DI DUNIA BROADCAST"
Sekilas Profil Pembicara :
Bang Melvi lahir tahun 1975 di Padang. Kelas 4 SD tulisan beliau yang
berupa puisi dimuat di Majalah Bobo. Kelas 6 SD menulis cerpen untuk
Bobo dan Ananda. Saat SMP dan SMA menulis di Koran Sanggalang. Nah, di
koran daerah ini, ada satu rubrik khusus untuk remaja (pelajar). Semua
murid berkompetisi, termasuk Bang Melvi. Dan ketika karyanya dimuat,
maka namanya akan diumumkan waktu upacara bendera hari Senin. Sungguh
mengangkat nama baik sekolah!
Bang Melvi juga pernah bekerja di penerbitan, di Annida selama 2.5
tahun, di Mizan selama 4.5 tahun. Setelah resign dari Mizan, selama 1.5
tahun beliau menjadi penulis lepas. Beliau sempat berkata, “Jangan kerja
di penerbitan karena bisa mengurangi produktivitas menulis. Karena akan
sering mengurusi tulisan orang lain daripada tulisan sendiri.” Hmm,
sebenarnya bercanda juga sih!
Berbicara tentang dunia broadcast, spesifiknya tentang dunia skenario,
Bang Melvi berujar bahwa dunia ini sangat keras. Beliau berbagi cerita
saat gabung di ANP (Aris Nugroho Production), pemiliknya bernama Aris
Nugroho. Mas Aris adalah sutradara sekaligus kreator beberapa komedi
situasi di televisi, sebut saja ada Bajaj Bajuri, OB, Coffeebean Show,
dll. Saat kerja di ANP itulah Bang Melvi mengalami ‘penggemblengan’ yang
luar biasa. Dicaci maki sudah biasa.
Bang Melvi berujar, kalau kerja jadi penulis skenario :
1. Harus tega sama keluarga
2. Harus tega sama pekerjaan
3. Harus tega sama diri sendiri
Saat gabung ANP, ada tahap audisi dulu. Terpilihlah 50 orang dari
berbagai daerah. Tugas pertama : menyerahkan 10 sinopsis perhari via
email. Tiga puluh orang mengundurkan diri. Kemudian gugur lagi 5 orang.
Tinggal 15 orang! Kelima belas orang itu salah tiganya adalah senior
FLP, ada Mas Sakti Wibowo, Mas Sokat, dan Bang Melvi.
Penghasilan seorang penulis skenario didapatkan berdasarkan hasil kerja,
prestasi, dan kecermatan dalam menangkap ide dan peluang. Jargon dari
Mas Aris adalah “Jika sudah masuk dalam ANP, maka ego dan harga diri
harus ditinggalkan di keset”. Saat yang paling berat bagi Bang Melvi
adalah saat mengejar deadline. Bang Melvi gabung di ANP selama 3 tahun.
Salah satu cara agar skenario kita diproduksi adalah dengan bertemu
langsung dengan “user”-nya, yaitu produsernya, karena produsernya yang
berhak memproduksi naskah. Peluang untuk menulis skenario tuh sangat
banyak.
Alur skenario : membuat sinopsis, kemudian dikembangkan menjadi story
line, setelah direvisi baru enjadi naskah. Naskah ini meski sudah
di-ACC, tapi belum tentu diproduksi.
Saat memasuki sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang masuk.
1. Sudah mengirim sinopsis, tapi tidak ada respon. Bagaimana agar bisa mengurangi risiko diplagiat?
Memang, cukup menarik karena 1 sinopsis dihargai RP 500.000,- sehingga
ada saja kejahatan tentang ini. Ada "penjahat sinopsis, dia membuka
pengumuman, banyak penulis yang mengirim sinopsi, kemudian sama
'penjahat' tersebut sinopsisnya diplagiat (dipilih yang bagus)dan si
penulis tidak dikabari.
2. Dukanya seorang penulis skenario adalah saat kreativitasnya kadang
terpangkas karena masalah budget atau mendadak skenarionya harus diubag
karena tokoh berhalangan hadir.
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat film sampai jadi? Properti, eumah, artis, crew, dll
6. Kalau ada stasiun TV yang memutar film yang sama, bisa jadi karena kontrak filmnya yang cukup panjang.
7. Seorang penulis novel yang naskahnya dipotong-potong. Solusi terbaik,
kita sendiri yang memfilmkan (kita jadi penulis, sutradara, sekaligus
produsernya).
Motivasi dari Bang Melvi:
1. FLP sudah besar dan anggotanya banyak yang sudah menjadi orang besar.
Satu hal yang harus dijaga, yakni semangat menulis yang harus dibangun
daru diri sendiri. FLP hanya sebagai sarana.
2. Karya kita = sejarah kita yang insya Allah akan bergaung selamanya.
Menulis adalah salah satu cara yang membuat kita hidup selamanya.
3. Berjuanglah dan jangan mudah menyerah! Menjadi penulis itu tidak
butuh biaya! Siapapun Anda, Anda bisa menjadi penulis. Ada dokter yang
juga penulis, guru yang juga penulis, dan PNS yang juga penulis (yang
terakhir ini saya imbuhi sendiri.. hehe ^^v).
Wah, ternyata di KTP Bang Melvi tertulis “PENULIS” dalam pekerjaannya. Baru tahu!!!
Setelah materi dari Bang Melvi, dilanjutkan kultum oleh Arief. Kultumnya
bisa dibaca di :
http://www.facebook.com/notes/arief-fathur-rizqi/catatan-kecil/10150128041375793
Reportase by :Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.