Sebelumnya, saya pernah bercerita tentang Krimi. Seekor kucing ajaib yang membersamai saya ketika tinggal di Depok. Bisa dibaca di postingan saya pekan lalu ya. 😻
Saat pindah ke Bogor, ternyata Allah takdirkan untuk bersua dengan kucing ajaib lain yang gerak-geriknya mirip dengan Krimi. Ketika saya pulang kantor, dia menyambut dengan antusias. Tatkala buka pintu, dia akan gegas masuk rumah mengalahkan kecepatan cahaya. Suaranya pun mirip dengan Krimi. Wkwk.. . 😻
Namanya Kucel. Bukan karena penampilannya yang kucel, tapi karena dia seperti pakai celak mata.
Kucel : kucing celak.
Pagi yang cerah. Aku sudah berdiri di pertigaan komplek menanti seseorang. Bukan menanti kehadiran tukang sayur atau penjual bubur ayam keliling."Wah, itu dia. Kakak berjilbab biru sudah membukakan pintu." Dengan setengah berlari, aku masuk ke halaman rumah kakak itu." Terbukanya pintu rumah kakak berjilbab biru itu menjadi suatu momen yang kunantikan tiap hari.
"Hai Jeje, mana Juju kok nggak diajak?" Sapa si kakak ramah sambil mengusap badanku dan menuangkan sarapan favoritku.
Juju adalah saudari kembarku. Sayang, dia lebih asyik main di komplek sebelah dan tidak mau kuajak ke rumah kakak ini.
Saat tengah asyik menikmati sarapan, datang dua tante heboh yang juga tak mau kalah menagih jatah sarapannya. Kedua tante itu sedang hamil. Mungkin karena bawaan hamil juga, mereka menatapku sinis karena sudah sarapan terlebih dahulu.
Rasanya ingin segera menghabiskan sarapan dan kabur dari situ sebelum kena omel emak-emak yang tengah dilanda lapar.