Pada November 2014, saya mendapat
tugas survei ke Makassar. Kunjungan kedua ini bersama seorang rekan untuk
berburu data di Kawasan Industri Makassar yang berlokasi di daerah Maros.Setelah turun di
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang juga berlokasi di
daerah Maros, kami langsung pesan taksi untuk menuju lokasi perusahaan yang
kami survei.
Ternyata alamat
yang kami cari cukup sulit ditemukan. Setelah pakai acara nyasar dan bertanya
ke beberapa orang yang ditemui, akhirnya sampai juga ke lokasi tujuan.
Hari itu kami
berkunjung ke dua perusahaan, yakni importir bahan baku plastik. Misi pertama ini berjalan lancar. Kami pun
mendapatkan data yang diinginkan. Namun, ada kejadian lucu waktu berkunjung ke lokasi kedua, yakni pelaku usaha
hampir tidak mau menemui kita. Mereka merasa ketakutan karena ada sidak dari
kami. Akhirnya setelah melakukan lobi, kami diterima meskipun saat tanya jawab
ada beberapa respon yang menimbulkan kecurigaan dari kami.
Biasanya tiap
kunjungan kami juga diperbolehkan melihat langsung proses produksi. Akan
tetapi, di perusahaan ini kami tidak diberikan izin dan kami memilih untuk
langsung pergi. Hasil survei di perusahaan ini tentu menjadi catatan tersendiri
bagi kami.
Sore hari, kami
baru check in di hotel yang berlokasi di seberang Pantai Losari. Setelah
bersih-bersih, jelang Magrib kami keluar hotel. Kami berniat salat di Masjid
Amirul Mukminin yang lebih dikenal dengan masjid terapung. Konon masjid yang
dibangun pada 2009 ini merupakan masjid terapung pertama di Indonesia.
 |
Di dalam masjid terapung |
Kami berjalan kaki
menuju masjid yang berlokasi di ujung pantai. Tak lupa kami juga berfoto di
tulisan "LOSARI" yang ada di tepi pantai.
Rona jingga
menghias cantik di langit saat kami sampai di Masjid Amirul Mukminin. Bangunan
masjidnya sangat unik dan cantik. Saat masuk ke dalam ternyata ada 5 pilar atau
tiang penyangga yang konon menjadi simbol salat wajib 5 waktu yang harus selalu
ditegakkan. Interior masjid juga sangat indah, rasanya sangat betah
berlama-lama di dalam masjid.
Setelah salat, kami
lanjut mencari makan. Di sepanjang pinggir pantai banyak yang berjualan
camilan. Salah satu camilan khas Makassar yang dijual adalah pisang epe. Pisang
epe merupakan pisang bakar yang dijepit kemudian disajikan dengan beberapa
toping sesuai selera. Pisang yang digunakan adalah pisang raja yang rasanya
manis. Pisang epe cocok dinikmati selagi hangat. Apalagi saat menikmatinya
sambil minum sarabba. Sarabba adalah wedang jahe khas Makassar. Rasanya segar
dan mengenakkan tenggorokan.
Setelah beli
camilan, kami makan coto makassar di sebuah warung. Untuk hidangan penutup, tentu saya memilih es pisang ijo. Sebenarnya ada es palubutung juga,
tapi saya memilih pisang ijo. Saat mencicip coto makassar, tidak memakai nasi tapi bisa ditambahkan buras atau ketupatnya Makassar.
Pagi harinya
sebelum check out dan kembali ke Jakarta, kami ke daerah Somba Opu
dengan naik becak. Banyak toko oleh-oleh dan toko emas juga di sana. Oleh-oleh
khas Makassar yang saya beli adalah kacang disko, kacang atom, kain sarung
tenun khas Bugis, minyak tawon, minyak kayu putih, dan kopi toraja.
Sebelum ke bandara,
kami juga mampir ke Otak-Otak Ibu Elly, camilan khas Makassar yang sangat saya
suka juga. Alhamdulillah petualangan di Makassar sangat seru. Sampai jumpa lagi
di motivatrip selanjutnya.