Tak terasa pandemi Covid-19
sudah berlangsung hampir 1,5 tahun lamanya. Segenap pihak tengah berjuang dan
berupaya untuk menghilangkan virus tak kasat mata ini. Semua juga berupaya
untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari adanya serangan virus tersebut.
Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memaparkan hasil survei berjudul
"Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017". Hasil
survei tersebut memaparkan bahwa pengguna internet di Indonesia meningkat
menjadi 143,26 juta jiwa atau setara 54,7 persen dari total penduduk Indonesia.
Luar biasa ya!
Sebagai
seorang pegawai di sebuah instansi pemerintah, tiap awal bulan saya selalu
rutin menerima gaji. Tapi, selain gaji, saya juga rutin menerima ‘tamu’. Hehe..
tamu ini datang di awal bulan juga, dialah haid atau menstruasi. Alhamdulillah,
siklus haid saya termasuk rutin, bahkan sering tepat sesuai dengan kalender
yang ada di aplikasi smartphone saya.
Kalau pun maju mundur cantik, tidak terlalu jauh, seringnya sih tepat waktu.
Saudaraku, jika Allah SWT masih menakdirkan kita bersama melewati
hari-hari berharga di Bulan Ramadhan, terimalah sekelumit pesan ini,
sebagai persembahan tanda cinta dan bukti pemenuhan kewajiban kepada
saudaranya.
Saat sahur pertama pada Bulan Ramadhan ini, siapa yang ada di sekeliling
kita, saudara, ayah, ibu, kakek, nenek, mungkin bersama keluarga besar
atau sahabat-sahabat terkasih. Tapi Ramadhan tahun depan, masihkah semua
berkumpul utuh seperti tahun ini?? Siapa yang pergi dan siapa yang
tinggal?? “Sungguh setiap jiwa itu akan merasakan kematian.” [Q.S. Ali
Imran [3] : 185]. “Dan tidak satu jiwa pun yang mengetahui di bumi mana
ia akan mati.” [Q.S. Luqman [31] : 34]. Jika tidak ada apapun yang
menjamin kita akan tetap hidup hingga esok hari, masihkah ada pilihan
untuk menyia-nyiakan kesempatan emas ini?
Jika Ramadhan ini adalah jatah terakhir di usia kita, semoga kesungguhan
dalam beramal, kekhusyukan dalam ibadah dan keikhlasan yang menyertai
semua aktivitas, serta jalan meraih taqwa, menggapai ridho Rabbul
Izzati.
Dan akhir dari hari-hari yang penuh kemuliaan, teriring ucapan selamat.
Sambut kegembiraan dan kesyukuran pada hari raya yang agung. Hari
kemenangan untuk orang-orang yang menang, yang memang layak untuk
bergembira.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.” [Q.S.
Ali Imran [3]: 185].
Kepada Allah SWT semata kita berharap dan hanya kepada-Nya pula semua
kembali. Salam serta shalawat kepada uswatun hasanah kita Rasulullah
SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti jalannya.
***
Semoga tahun ini bukan pertemuan kita yang terakhir ya. Aku masih ingin
bersamamu di masa-masa mendatang. Alhamdulillah, terima kasih padaNya
yang telah membuat kebersamaan kita di tahun ini begituuuu indah. Ada
banyak impian yang kemudian terwujud di masa-masa kebersamaan kita.
Meski sangat sadar bahwa aku belum bisa membersamaimu dengan
sebaik-baiknya. Tapi setelah kau pergi, inginku kau tetap menjejak
abadi, semangat kebersamaan denganmu terus menemani hari-hariku
selanjutnya. #Ramadhan!
***
Selaksa cahaya terpancar dari Nur Ilahi Rabbi, terhampar luas sejuk
surga, serta semerbak kasturi. Teruntai beribu maaf dalam lubuk
sanubari, mengiringi Ramadhan yang beranjak pergi. Sambut hari nan
fitri, berbalut hati yang suci. Taqaballahu minna wa minkum...Minal
aidin wal faidzin. Selamat Hari Raya Idul Fitri… Mohon maaf lahir batin
yaa
Wonogiri, 29 Ramadhan 1432 H
Aisya Avicenna
Kita hanya bisa berupaya dengan senantiasa menjaga niat yang lurus, doa
terbagus, ikhtiar yang serius, dan tawakal yang tak pernah putus!
Sehingga Allah meridhoi setiap detik waktu dalam hidup kita. Karena
hanya dengan ridhoNya kita bisa merasakan kebahagiaan hakiki, cinta
sejati juga syurga yang dijanji! #terus optimalisasi detik-detik
terakhir Ramadhan! Moga happy ending full barokah! Raih THR : Takwa
Hasil Ramadhan!
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Penjelasan:
Ketujuh orang yang tersebut dalam hadits di atas, walaupun lahiriah
amalan mereka berbeda-beda bentuknya, akan tetapi semua amalan mereka
itu mempunyai satu sifat yang sama yang membuat mereka semua mendapat
naungan Allah Ta’ala. Sifat itu adalah mereka sanggup menyelisihi dan
melawan hawa nafsu mereka guna mengharapkan keridhaan Allah dan ketaatan
kepada-Nya.
1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala
pada hari kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma
dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang
terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan
kedua tangan Allah adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku
adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas
yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai
pada puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di
masa muda. Tapi tatkala seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua
syahwat yang Allah Ta’ala haramkan karena mengharap ridha Allah, maka
dia sangat pantas mendapatkan keutamaan yang tersebut dalam hadits di
atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang mahsyar.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
Sungguh Allah Ta’ala telah memuji semua orang yang memakmurkan masjid secara umum di dalam firman-Nya:
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk
dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu
petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,
dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di
hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang
demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan
balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki
kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)
Terkaitnya hati dengan masjid hanya akan didapatkan oleh siapa saja yang
menuntun jiwanya menuju ketaatan kepada Allah. Hal itu karena jiwa pada
dasarnya cenderung memerintahkan sesuatu yang jelek. Sehingga jika dia
meninggalkan semua ajakan dan seruan jiwa yang jelek itu dan lebih
mendahulukan kecintaan kepada Allah, maka pantaslah dia mendapatkan
pahala yang sangat besar.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
Kedua orang ini telah berjihad dalam melawan hawa nafsu mereka. Hal itu
karena hawa nafsu itu menyeru untuk saling mencintai karena selain Allah
karena adanya tujuan-tujuan duniawiah. Makna ‘mereka tidak bertemu dan
tidak juga berpisah kecuali karena Allah’ adalah keduanya bersatu dan
bermuamalah karena keduanya mencintai Allah. Karenanya kapan salah
seorang di antara mereka berubah dari sifat ini (mencintai Allah), maka
temannya itu akan meninggalkannya dan menjauh darinya karena dia telah
meninggalkan sifat yang menjadi sebab awalnya mereka saling menyayangi.
Sehingga jadilah ada dan tidak adanya cinta dan sayang di antara
keduanya berputar dan ditentukan oleh ketaatan kepada Allah dan
berpegang teguh kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Yakni: Dia diminta oleh wanita yang mengumpulkan status social yang
tinggi, harta yang melimpah, dan kecantikan yang luar biasa untuk
berzina dengannya. Akan tetapi dia menolak permintaan dan ajakan
tersebut karena takut kepada Allah. Maka ini tanda yang sangat nyata
menunjukkan dia lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah daripada
kecintaan kepada hawa nafsu. Dan orang yang sanggup melakukan ini akan
termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” (QS. An-Naziat: 40)
Dan pemimpin setiap lelaki dalam masalah ini adalah Nabi Yusuf alaihissalam.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Yakni dia berusaha semaksimal mungkin agar sedekah dan dermanya tidak
diketahui oleh siapapun kecuali Allah, sampai-sampai diibaratkan dengan
kalimat ‘hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh
tangan kanannya’.
Karenanya disunnahkan dalam setiap zakat, infak, dan sedekah agar orang
yang mempunyai harta menyerahkannya secara langsung kepada yang berhak
menerimanya dan tidak melalui wakil dan perantara. Karena hal itu akan
lebih menyembunyikan sedekahnya. Juga disunnahkan dia memberikannya
kepada kerabatnya sendiri sebelum kepada orang lain, agar sedekahnya
juga bisa dia sembunyikan.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tidak akan dirasakan kecuali
oleh orang yang mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada
Allah ketika dia sendiri maupun ketika dia bersama orang lain. Dan
tangisan yang lahir dari kedua sifat ini merupakan tangisan karena takut
kepada Allah Ta’ala.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan
pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain
yang Allah lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di
antaranya adalah orang yang memberikan kelonggaran dalam penagihan
utang. Dari Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau
menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah
naungan-Nya.” (HR. Muslim no. 5328)
-berbagai sumber-
Wonogiri, 29 Ramadhan 1432 H
Seseorang yang ingin menjadi salah 1 orang yang dijamin masuk surganya Allah,
Aisya Avicenna
Ramadhan sudah selayaknya diisi dengan berbagai aktivitas yang
terprogram dan terarah. Agar buah Ramadhan yang sangat mahal itu dapat
dipetik untuk kehidupan selama dan pasca Ramadhan. Rasulullah SAW. telah
memberikan contoh dan teladan kepada umatnya dengan melakukan amaliyah
Ramadhan, antara lain:
1. Shiyam
Amaliyah terpenting selama Ramadhan tentu saja shiyam, sebagaimana
termaktub dalam Q.S. Al Baqarah [2] : 183 - 187. Di antara amaliyah
Ramadhan yang diajarkan Nabi SAW. sebagai berikut:
a. Berwawasan benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya.
b. Tidak meninggalkan shiyam, walaupun sehari dengan sengaja tanpa alasan syar'i.
c. Menjauhi segala hal yang dapat mengurangi atau menggugurkan nilai puasa.
d. Bersungguh-sungguh melakukan shiyam dengan menepati aturan-aturannya.
e. Bersahur dan diutamakan mengakhirkannya. Sabda Rasulullah SAW.
“Sahur semuanya selalu mengandung barakah, maka janganlah kamu
meninggalkannya walaupun hanya meminum dengan seteguk air putih.
Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya memberi rahmat kepada
mereka yang bersahur.” [HR. Bukhari dan Muslim].
f. Ifthar (berbuka puasa).
g. Berdo'a setelah ifthar.
2. Tilawah Al Qur'an
Membaca Al Qur'an merupakan transaksi yang selalu menguntungkan, tidak
akan pernah mengalami kerugian sepanjang zaman. Firman Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (Q.S. Fatir [35] : 29)
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri”. (Q.S. Fatir [35] : 30)
Tentunya membaca Al Qur'an di bulan Ramadhan sangat besar ganjaran dan
nilainya. Rasulullah pun sangat besar perhatiannya pada Al Qur'an
melebihi bulan-bulan lainnya. Disebabkan beberapa hal, antara lain:
a. Al Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan.
b. Di bulan Ramadhan itulah Allah SWT menurunkan Al Qur'an dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia.
c. Jibril datang kepada Rasulullah SAW di bulan Ramadhan sehingga beliau mengaji pada Jibril (mengecek hafalan Al Qur’an).
3. Qiyam Ramadhan.
Di samping Ramadhan disebut syahrul shiyam juga disebut syahrul qiyam.
Banyak ayat ataupun hadits yang menganjurkan untuk mengisi malam
Ramadhan dengan qiyamullail (sholat malam). Untuk mendekatkan diri pada
Allah SWT berharap ampunan-Nya. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW.:
"Barang siapa yang melakukan qiyamullail di bulan Ramadhan karena iman
dan ikhlas dalam pelaksanaannya maka ia akan diampuni dosa-dosa
sebelumnya (dan yang akan datang)" [HR. Bukhari dan Muslim].
4. Ith'am At Tho'am (memberi makan orang yang puasa) dan infaq.
Salah satu amaliyah Ramadhan yang dilakukan Rasulullah SAW. ialah
memberi ifthar (santapan berbuka puasa pada orang yang berpuasa).
Sebagaimana Sabdanya:
"Barang siapa yang memberi ifthar kepada yang berpuasa maka ia akan
mendapatkan pahala senilai pahala yang berpuasa itu tanpa mengurangi
pahala orang yang berpuasa."
Dalam hal memberi ifthar dan shadaqah di bulan Ramadhan tidak saja
terbatas hanya untuk keperluan ifthar, melainkan untuk segala kebajikan.
Rasulullah SAW yang dikenal dermawan dan kepedulian sosialnya lebih
menonjol bahkan digambarkan dalam hadits pada masalah ini beliau lebih
cepat dari angin.
Untuk lebih konkret, infaq ini dapat disalurkan kepada:
a. Orang yang berjihad di jalan Allah SWT.
b. Fakir miskin dan orang yang memerlukan (diutamakan keluarga dekat).
c. Lembaga-lembaga sosial Islam yang dapat dipercaya untuk dapat menyalurkannya.
5. Memperhatikan kesehatan.
Meskipun shiyam ini termasuk ibadah mahdhah (murni), agar tetap optimal,
Rasulullah SAW mencontohkan umatnya tetap memperhatikan kesehatannya
selama berpuasa dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyikat gigi dengan siwak.
b. Berbekam.
c. Memperhatikan penampilan. Rasulullah SAW pernah berwasiat pada
Abdullah bin Mas'ud agar memulai puasa dengan penampilan yang baik,
tidak dengan wajah yang kusut.
d. Mengurangi tidur. Tidur pada bulan Ramadhan telah menjadi suatu
kebiasaan, maksudnya agar tidak terlalu merasakan lapar dan dahaga.
Padahal berapa banyak waktu dan umur menjadi sia-sia karena tidur. Kita
jangan mengunakan hadits "Tidurnya orang puasa adalah ibadah", sebagai
hujjah atau argumen untuk membolehkan banyak tidur. Rasulullah SAW,
umahatul mukminin dan para sahabat begitu aktif melakukan kegiatan
beribadah, bukan kegiatan tidur.
6. Memperhatikan harmonisasi keluarga
Meskipun ibadah puasa adalah ibadah yang khusus diperuntukkan kepada
Allah SWT dan mempunyai nilai khusus pula di hadapan Allah SWT, namun
Rasulullah SAW sebagai suri tauladan juga tetap menjaga harmoni dan
hak-hak keluarga selama Ramadhan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Ummu Salamah dan 'Aisyah. Bahkan di saat beliau berada dalam puncak
ibadah shiyam yaitu 'itikaf, beliau tetap menjaga harmoni keluarga.
7. Memperhatikan aktifitas sosial, perluasan dakwah dan jihad
Berbeda dengan kesan banyak orang tentang Ramadhan, Rasulullah SAW
justru menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan penuh aktifitas yang
positif. Selain aktifitas di atas, beliaupun mengisinya dengan aktifitas
da'wah dan sosial, perjalanan jauh dan jihad. Seperti : perjalanan ke
Badar (tahun 2 H), ke Makkah (tahun 8 H), ke Tabuk (tahun 9 H) dan
lainnya.
8. Berdo'a dan taubat
Orang mukmin yang sadar, bahwa dirinya merasa berhajat pada Allah SWT
akan terus memohon ampunan pada Allah SWT atas segala kekhilafan dan
kedhaifan diri. Apalagi Ramadhan sebagai bulan ampunan dan rahmat.
Rasulullah SAW selama Ramadhan selalu membaca do'a berikut ini sebagai
wujud pemintaan maghfirah dan rahmat Allah SWT.
" Ya Allah Engkau pemberi maaf, maka maafkanlah diriku".
9. I’tikaf
Amaliyah Ramadhan yang juga dilakukan beliau adalah beri’tikaf yakni
berdiam diri di masjid dengan niat beribadah pada Allah SWT, terutama
sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman-Nya:
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu, mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang
putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu
sampai malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu
beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertaqwa." (Q.S. Al Baqarah [2] : 187)
10. Lailatul qadar
Selama Ramadhan terdapat satu malam yang sangat populer, yaitu lailatul
qadar, malam yang lebih berharga dari seribu bulan. Rasulullah SAW tidak
pernah melewatkan kesempatan untuk meraih lailatul qadar ini terutama
malam-malam ganjil. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda
"Barang siapa yang shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan
ikhlas pada Allah maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
[HR. Ahmad].
11. Umrah
Umrah di bulan Ramadhan nilainya sama dengan ibadah haji atau haji
bersama Rasulullah SAW sebagaimana jawaban Rasul pada Ummu Salamah yang
bertanya masalah tersebut. Sabda Rasulullah SAW.:
"Apabila datang bulan Ramadhan maka berumrahlah, sebab umrah di bulan
Ramadhan sama nilainya dengan haji atau sama dengan ibadah haji
bersamaku" [HR. Bukhari dan Muslim].
12. Zakat Fitrah
“Zakat Fitrah dibayar pada hari-hari terakhir ramadhan. Ia merupakan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh komponen umat Islam, baik
laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak.”(HR. Bukhari dan
Muslim).
“Zakat fitrah ini dibayarkan dengan tujuan untuk mensucikan orang yang
melaksanakan puasa dan untuk membantu kaum fakir miskin.” (HR.Abu Dawud
dan Ibnu Majah).
.
Demikianlah amaliyah dan aktifitas Ramadhan yang dianjurkan kepada kita
untuk menjadi sarana tazkiyah (pensucian) dan tarqiyah untuk meraih
derajat taqwa. Agar buah Ramadhan ini tetap terjaga pada diri kita
selama Ramadhan dan sesudahnya bahkan selama kehidupan kita. Sehingga
seakan-akan seluruh kehidupan kita adalah Ramadhan. Akhirnya kita
serahkan pada Allah SWT agar selalu membimbing dan mengarahkan kita pada
jalan yang lurus mencapai golongan orang-orang yang bertaqwa. Amin.
Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Juni 2011
Waktu : Pukul 12.30 - 15.00
Tempat : Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia
Pembicara : Ustadz Bachtiar Nasir
***
Kalimat Ikhlas
"Laailaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah lahulmulk walahulhamd wahuwa ala kulli syai'in qadiir."
"Tiada sesembahan (ilaah) yang 'haq' untuk disembah selain Allah. Dia
sendiri, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya semua kerajaan kekuasaan,
milik-Nya pula semua puja dan puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu."
Ikhlas Inti Berislam
"... Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun
dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. AL-Kahfi [18] : 110)
Amal Ikhlas (Niat)
Artinya : memurnikan semua tujuan dan kepentingan ketaatan hanya untuk Allah semata.
Ikhlas dalam Segala Hal
1. IKHLAS MENASIHATI
- Tujuan menasihati hanya untuk mengembalikan sesama hamba kepada Allah
- Harapann menasihati hanya menginginkan balasan ridha Allah semata
- Meyakini bahwa hanya Allah saja Yang Maha Membolak-balikkan Hati jika ingin nasihat itu memberikan dentuman/efek yang besar.
- Nasihat yang ikhlas, walau hanya satu atau dua kata, maka akan berpengaruh besar pada jiwa
2. IKHLAS MENUNTUT ILMU
- "Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya digunakan untuk
mencari ridha Allah, tetapi dia tidak mempelajarinya kecuali untuk
meraih harta dari dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga di
akhirat" (HR. Abu Daud)
- Jangan semata-mata mencari dunia. Siapapun yang ingin berjuang bersama, carilah ridho Allah dan bersatulah dalam perjuangan.
3. IKHLAS DALAM BERDOA
- "Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa orang yang qalbunya lali dan
lena dari Allah." (HR. Tirmidzi dan Hakim)
- Jangan sedikitpun ada keraguan saat berdoa.
- Minta yang besar sekalian! Kalau minta surga, sekalian saja minta surga Firdaus. Jangan minta yang kecil dari Yang Maha Besar.
- Jangan mendikte Allah!
- Mintalah pada Allah yang Allah suka! Jangan meminta yang kamu suka, karena akan membuat kamu celaka.
- Umumnya doa-doa itu bersifat makro, bukan mikro.
- Balasan berlipat-lipat adalah bukti Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang
- Saat ini adalah "zaman ibadah transaksional". Kita beribadah untuk
mengharap balasan dunia. Contoh : melaksanakan sholat dengan mengharap
rezekinya semakin berlipat ganda, bukan mengharap ridho Allah atas
ibadahnya.
4. IKHLAS DALAM BEKERJA
- Berangkat dengan niat mengharap rezeki Allah semata
- Tidak bekerja di tempat dan cara kerja yang haram
- Hasilnya merasa cukup dengan pemberian Allah saja agar tidak tergoda oleh penghasilan yang haram.
- Cukup itu berapa? Yakni berapa kali kau berkata syukur
- Puas itu bagaimana rasanya? Yakni seberapa puas kamu bersyukur
- Kaya itu kapan sih? Sekarang jika kau bersyukur, maka sekarang juga kau sudah kaya.
- Kerjakan apa yang menjadi tugas kita, jangan banyak menuntut kepada Allah.
- "Jika aku sudah dimampukan Allah untuk berdoa, maka itu berarti Allah sudah menyiapkan jawaban doaku" (Umar bin Khatab ra.)
- Ikhlas itu bukan rela. Ikhlas = murni karena Allah
- Bangganya seorang muslima adalah bukan saat bisa berdzikir di dalam
mobil mewah, tapi saat mampu bersedekah dengan mobil mewah.
- Umroh berulang-ulang memang baik, tapi akan lebih baik lagi jika mampu
bersedekah sebanyak nilai umrohnya, mampu memberi makan orang miskin
sebanyak nilai umrohnya. Jangan cuma pergi umroh hanya untuk melihat
Ka'bah saja.
5. IKHLAS DALAM BERJUANG DAN BERDAKWAH
- "Barangsiapa yang berjuang demi tegaknya kalimat Allah (Laa Ilaaha
Illallaah) berarti dia sedanga dalam jalan Allah (fi sabilillah)."
- Contohnya Nabi Ibrahim as yang sendirian tanpa pasukan dan senjata
saat menghadapi Namrud. Akan tetapi, beliau tetap teguh dengan Islam,
akhirnya Allah pun menolongnya.
6. IKHLAS DALAM GHIRAH
- Ghirah adalah bagian dari iman.
- Kecemburuan dan ketaatan didasari oleh iman bukan sekedar harga diri apalagi emosi.
- Jagalah kehormatan agama kita agar tidak dinistakan!
- Para ibu boleh cemburu pada suami tapi bukan karena dunia atau harga diri, semua dtegakkan karena Laa ilaaha ilallaah...
- "Nak, ilmumu gagal kalau kau tidak semakin taat kepada Allah."
(nasihat yang jarang diberikan orang tua kepada anaknya. Buat anak kita
bangga kalau dia taat pada Allah saja. Buat anak kita bergengsi jika
hanya menjalankan sunnah Rasulullah, bukan gengsi karena mengikuti tren
masa kini.
Syirik dan Riya' Menghancurkan Ikhlas
- Orang yang perbuatannya dicampur syirik maka akan sia-sia amalannya.
SYIRIK
- "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
yang sebelummu : 'Jika kamu mempersekutukan (Tuhan) niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.' "
(QS. Az-Zumar [39] : 65)
RIYA' (PAMER KEBAIKAN)
- "Sesungguhnya yang paling aku takutkan pada kalian adalah syirik
kecil, 'Para sahabat berkata, Apa syirik kecil itu ya Rasulullah? Beliau
menjawab, "Riya' " (HR. Ahmad)
- Riya' adalah syirik tersembunyi yang menghancurkan pahala kebaikan
- Riya' adalah bagian dari hawa nafsu, pelaku riya' menuntut bagian nafsunya di dunia
Ikhlas Amat Berat bagi Hawa Nafsu
- "Semua yang baik bagi ruh umumnya tak disukai jasad, dan umumnya yang membahayakan ruh disukai oleh jasad." (Ibnu Qayyim)
- "Hal terberat bagi hawa nafsu adalah ikhlas karena dalam ikhlas tak ada bagian untuk hawa nafsu." (Sahl bin Abdullah)
- "Yang paling berharga di dunia adalah keikhlasan. Betapa aku berusaha
keras menghilangkan riya' dari hatiku, tapi seolah-olah ia selalu tumbuh
dalam aneka bentuk yang selalu berbeda." (Ar-Razy)
Semoga bermanfaat...
Aisya Avicenna
Istri yang baik adalah istri yang taat pada suaminya. Suami yang baik
adalah suami yang taat pada orang tuanya. Seorang istri harus membantu
suaminya untuk selalu taat pada orang tuanya.
Menantu agar tidak digalaki mertua harus bisa menjadi sahabat yang baik,
menjalin hubungan yang baik, jadi pendengar yang baik, dan beretika
pada mertua, karena suatu saat kita juga akan menjadi tua seperti
mereka.
Sebagai menantu, jangan pernah menyakiti mertua karena mertua adalah
orang tua kita juga. Demikian juga sebaliknya. Sebagai mertua, jangan
pernah menyakiti menantu karena menantu sama halnya dengan anak sendiri.
Kalau ada mertua yang dzalim kepada menantu perempuannya, sikap seorang
suami adalah : Suami harus berada di tengah-tengah. Jangan terlalu
berpihak kepada istri juga jangan terlalu berpihak pada ibu. Cari akar
permasalahannya dan temukan solusi terbaik. Pada dasarnya tidak ada
mertua yang berniat dzalim pada menantu hanya saja terkadang mertua
merasa "memiliki saingan" atas kehadiran menantunya. Hal itu terjadi
jika tidak didukung sikap menantu yang kooperatif pada mertua.
Seperti halnya jodoh, mertua kita pun sudah ditentukan Allah. Menantu
kita juga demikian. Mertua adalah orang tua pasangan hidup kita,
sedangkan menantu adalah pasangan dari anak kita. Oleh karena itu,
mertua dan menantu harus bisa berperan sebagai partner yang juga saling
melengkapi.
Mari meraih pahala...
Mari meraih keikhlasan..
Mari meraih keridhaan Allah...
Lewat ibadah dalam rumah kita...
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim : 6)
Dari uraian singkat yang sempat aku catat saat ustadz Maulana memaparkan
materi tentang "Mertua dan Menantu" dalam "Islam itu Indah" kemarin,
aku teringat sebuah kisah yang pernah kubaca. Kisah ispiratif tentang
mertua dan menantu karya Andrie Wongso. Berikut kisahnya.
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan
tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah
tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang
mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua.
Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu
berbuat banyak atas sikap ibunya.Saat sang menantu merasa tidak tahan
lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun
akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati
dan kebenciannya.
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya,
seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah
sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun
untuk membunuh ibu mertuanya.Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya
yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi
dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong
bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk
menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar
orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang
secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu.
Setiap hari campurkan
sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil
masakanmu sendiri.
Kamu harus bersikap baik, menghormati,dan tidak
berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar
saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga
kepada kamu."Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk
sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik
dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan
si ibu mertua.Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah
perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu
yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa
tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan
memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu
teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih
dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu
cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan
kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya
patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi
saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia
meninggal karena racun yang telah saya berikan".Sang paman tersenyum
puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya
berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan.
Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu
mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian
yang kamu berikan padanya."
********
Subhanallah, kisah yang keren ya! Buat mertuaku kelak di manapun
berada... Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan terbaik... hmm...
Semoga kita bisa menjadi partner yang kompak. Aamiin... Insya Allah aku
akan berusaha menjadi menantu yang baik... ^^v
Jakarta, 26 Mei 2011
Aisya Avicenna
Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang
setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian
kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya
yang mudah-mudah saja tentu mereka tidak akan memperoleh ganjaran yang
hebat.
Disitulah letak hikmahnya, yakni bahwa seorang da’i harus
sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini
tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azzam yang lemah dan
pengorbanan yang sedikit.
Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi,
semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan
melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa isi dakwah
tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang
mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka.
Itulah ibrah yang harus dijadikan pusat perhatian para da’i. apalagi
berkorban di jalan Allah adalah sekedar mengembalikan sesuatu yang
berasal dari Allah jua. Kadang kita berat berinfaq, padahal harta kita
dari-Nya. Kita terlalu perhitungan dengan tenaga dan waktu untuk berbuat
sesuatu di jalan Allah padahal semua yang kita miliki berupa ilmu dan
kemuliaan keseluruhannya juga berasal dari Allah.
Semoga kita dipermudah dalam menyuarakan Islam di muka bumi ini. Mari
kita warisi dan teruskan risalah para nabi dan para pendahulu dakwah
kita.
Sahabat perjuanganku,
Jika ada bintang yang bersinar paling indah
Itu adalah kalian…
Ketika aku temukan cinta bersama kalian
Semakin kuat diri ini mensyukuri pergerakan
Bergerak dan meregang nyawa tuk pertahankan keyakinan
Lebih aku sukai daripada pasrah terhinakan
Sahabat perjuanganku,
Jika ada orang yang sangat merindukan kematian,
Aku tahu itu adalah kalian,
Semakin teratur nafas-nafas juang ini menghirup wangi syurga yang terjanjikan
Setiap peluh dan darah yang keluar dengan cinta,
Mempertegas langkah ini tuk siapkan keabadian
Sahabat perjuanganku,
Pejuang sejati bukan pejuang gadungan yang mengaku teman berjuang namun
ruhul istijabahnya lemah dan semakin meruntuhkan bangunan dakwah dari
dalam.
Sahabat perjuanganku,
Pertemuan dengan kalian begitu mencerahkan. Berjuang bersama kalian
merasakan ujian Allah adalah sebuah tarbiyah yang mendewasakan. Bersama
kalian, tiada yang membuatku merasa berduka selain detik-detik yang
terlewat tanpa nafas-nafas juang, nafas-nafas yang menyambung kehidupan.
Sahabat perjuanganku,
Perjalanan masih sangat panjang, jauh tak berujung. Mohonlah kekuatan
untuk terus berjuang sampai habis aliran darah dan keringat. Mohonlah
agar tak terhenti penuh sesal karena nafsu dan kekecewaan. Selamat
berjuang MUHARRIK DAKWAH, semoga setiap tetes keringat dan darah yang
akan tertumpah tergantikan senyum di surga
Ya Allah kokohkanlah kami dalam ikatan dakwah di jalan-Mu…
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
Niat memang memiliki posisi sangat istimewa dalam ajaran Islam. Kali
ini, kita membicarakan niat terkait dengan salah satu tahapan kehidupan
yang selalu menyenangkan untuk dilewati oleh setiap orang, yaitu
pernikahan. Apa yang ditulis di bawah ini cukup menjadi afirmasi positif
sebagai upaya untuk meluruskan niat kita baik sebelum, saat, maupun
setelah menikah.
1. Saya menikah dengan niat untuk menjalankan perintah Allah dan mencari ridho-Nya.
2. Saya menikah dengan niat untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
3. Saya menikah dengan niat untuk menjaga mata dari pandangan yang haram.
4. Saya menikah dengan niat untuk mendapatkan keturunan yang dapat memperbanyak jumlah umat Islam.
5. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan Allah dengan berusaha
mendapatkan keturunan yang bisa melanjutkan generasi umat manusia.
6. Saya menikah dengan niat untuk meraih kecintaan Nabi Muhammad SAW
demi memperbanyak umatnya yang berkualitas hingga kelak di hari kiamat
Rasulullah SAW bangga dengan hal tersebut. Dalam hadits disebutkan,
"Menikahlah dan perbanyaklah keturunan! Sebab aku akan membanggakan
kalian di hadapan umat-umat lain kelak di hari kiamat."
7. Saya menikah dengan niat untuk menjaga kehormatan suami dan memenuhi
kebutuhannya, serta berniat untuk mampu mengelola nafkah dan mengurus
anak-anak.
8. Saya menikah dengan niat untuk menjaga diri dari setan, menghilangkan
kerinduan dan kecenderungan syahwat yang negatif, menjaga kemaluan dari
perbuatan hina, menjaga pandangan, dan mengusir rasa was-was.
9. Saya menikah dengan niat untuk menyenangkan dan membahagiakan diri
dengan cara duduk bersama pasangan atau memandang serta yang lainnya,
agar bisa bertambah giat dan lebih tenang dalam beribadah.
10. Saya menikah dengan niat untuk mengurangi kesibukan hati dalam
mengatur rumah, mengerjakan pekerjaan dapur, menyapu dan membersihkan
perabotan, serta mendapatkan kemudahan hidup.
11. Saya menikah dengan niat untuk melatih diri dalam hal bertanggung
jawab sebagai seorang istri, berusaha memenuhi kebutuhan suami, sabar
dalam menjalani kehidupan rumah tangga, berusaha memperbaiki akhlaq
anak-anak, membimbing anak-anak kepada kebaikan dan menjadikan mereka
generasi Qur'ani.
12. Saya menikah dengan niat untuk memperoleh keberkahan dari do'a yang
dipanjatkan seorang anak shalih setelah saya wafat kelak, sekaligus
berharap pertolongan dan syafa'at dari anak-anak tersebut jika mereka
meninggal ketika masih kecil.
13. Saya menikah dengan niat seperti yang telah diniatkan oleh para
hamba Allah yang shalih dan para ulama yang mengamalkan ilmunya.
14. Saya menikah dengan niat pada semua niat tersebut dan niat lainnya
dari semua yang saya curahkan, saya ucapkan, dan saya kerjakan, dalam
urusan pernikahan ini, karena Allah.
Silakan ditambahkan sendiri ya!! ^^v
Yaa Allah, berikan taufiq kepadaku seperti halnya Engkau memberi taufiq
kepada mereka, dan tolonglah aku seperti halnya Engkau telah menolong
mereka.
Semoga ALLAH memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua..Amiin..
Khususnya bagi yang berniat untuk menikah, saran saya : SEGERA PRINT
TULISAN INI, TEMPEL DI DINDING KAMAR! UCAPKANLAH BERKALI-KALI DAN TERUS
AZZAMKAN DALAM HATI! Semoga bisa membantu untuk menjaga kelurusan niat
tersebut.
Jakarta, 240411
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
Hari, Tanggal : Sabtu, 23 April 2011
Pukul : 08.00-12.00
Tempat : Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta Pusat
Pembicara : Ustadz Bachtiar Nasir, LC
***
Materi dari ustadz baru dimulai pukul 09.00. Surprise juga saat sebelum
materi, ada kesempatan untuk belajar tahsin dulu. Kami dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil dalam halaqoh-halaqoh. Subhanallah, aku masuk
dalam kelompok yang sebagian besar ibu-ibu. Ada yang nenek-nenek juga.
Kami belajar bersama seorang ustadz. Ibu-ibu begitu bersemangat,
meskipun berulang kali sering salah dalam membaca. Ustadznya juga sangat
sabar. Keren deh!
Moderator mengawali acara dengan berbagi kisah tentang seorang laki-laki
dari Bani Israil yang membunuh 99 orang dan ingin bertaubat. Akhirnya
ia mendatangi seorang rahib dan bertanya apakah taubatnya bisa diterima.
Sang rahib berujar bahwa taubatnya tidak akan diterima. Akhirnya
laki-laki itu membunuh sang rahib. Seratus nyawa akhirnya melayang atas
perbuatannya. Ia benar-benar ingin bertauubat. Akhirnya ia bertanya
apakah ada orang alim yang bisa ia tanyai. Akhirnya, bertemulah ia
dengan seorang alim/ahli hikmah. Ia pun bertanya apakah taubatnya bisa
diterima. Sang ahli hikmah menjawab, “Mengapa tidak? Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Pergilah ke kota itu, di sana orang mentauhidkan
Allah. Tinggalkan kampungmu yang penuh maksiat!”
Laki-laki pembunuh itu menuruti kata sangg ahli hikmah. Demi mewujudkan
keinginan besarnya untuk bertaubat, laki-laki pembunuh itu bergegas
hijrah ke kota yang dimaksud sang ahli hikmah. Ternyata ia meninggal
dalam perjalanan. Malaikat pencatat amal kebaikan dan malaikat pencatat
amal keburukan ‘berselisih’ apakah laki-laki pembunuh itu masuk surga
ataukah neraka. Akhirnya diukurlah langkahnya dan ternyata langkah kaki
laki-laki pembunuh itu lebih dekat menuju kota tempat tujuannya
bertaubat. Akhirnya ia masuk surga.
Ilmu itu cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan pada orang yang suka bermaksiat.
Sebuah kisah tentang Abu Nawas yang menurut temannya, Abu Nawas pernah
bercerita bahwa ia bermimpi duduk di taman surga. Setelah di tanya,
mengapa Abu Nawas bisa berada di surga, Abu Nawas menjawab bahwa ia
masuk surga karena membuat syair tentang taubat yang ia simpan di bawah
kasurnya. Syair itu berbunyi demikian.
Ilaahi Lastu Lil Firdausi Ahlaa
Walaa Aqwaa `Alan Naaril Jahiimi
Fahablii Taubatan Waghfir Dzunuubii
Fainnaka Ghoofirudz Dzambil `Adzhiimi
Dzunuubii Mitslu A`daadir Rimaali
Fahabli Taubatay Yaadzal Jalaali
Wa `Umrii Naaqishun Fii Kulli Yaumi
Wa Dzambii Zaidun Kaifak Timaali
Ilaahii `Abdukal `Aashii Ataaka
Muqirrom Bidz Dzunuubi Waqod Da`aaka
Wain Taghfir Fa-Anta Lidzaaka Ahlun
Fain Tathrud Faman Arju Siwaaka
Ya Tuhanku, aku tak layak menjadi ahli syurga-Mu
Namun, aku tidak mampu menahan panasnya siksa api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya hanya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku seperti jumlah debu pasir dipantai
Maka terimalah taubatku Wahai Pemilik Keagungan
Dan sisa umurku berkurang setiap hari
Dan dosa-dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-Mu
Acara selanjutnya adalah materi dari Ustadz Bachtiar Nasir.
Beberapa point yang sempat saya catat dari apa yang beliau sampaikan:
1.Bertaubat tidak cukup dengan meninggalkan yang dilarang tapi juga
melaksanakan perintah. Kekeliruan saat ini, bertaubat hanya dipahami
dengan meninggalkan maksiat saja.
2.Taubat ada dua, yakni taubat yang wajib (taubat dengan meninggalkan
yang dilarang tapi juga melaksanakan perintah) dan taubat yang sunnah (
Taubat dengan menjalankan sunnah Rasul dan menjauhkan diri dari yang
dimakruhkan Rasulullah Saw.)
3.Belajar dari kisah taubatnya Nabi Adam as
Hikmah kisahnya:
a.Akibat dari dosa yang dilakukan Adam, maka Allah menyingkapkan keburukannya (Q.S. Thaha : 21)
b.Adam dan Hawa terusir dari surga (Q.S. 7 : 24)
c.Allah Swt mencela mereka (Q.S. 7 : 22)
4.Belajar dari kisah taubatnya Nabi Nuh as
a.Nuh adalah bapak manusia setelah Adam dan kemudian disusul Ibrahim.
b.Pada masa Nuh, ada 5 orang shalih yang sangat dermawan kemudian
didewakan secara berlebih-lebihan oleh umat Nuh dengan dibuatnya patung
mereka saat mereka telah wafat. Inilah yang menjadi contoh syirik
pertama kali di muka bumi.
c.Nuh merupakan hamba Allah yang banyak bersyukur dalam keadaan apapun.
So, kunci hidup berbahagia dalam beragama adalah berdzikir dan bersykur
(Q.S. 2 : 152). Bukan dzikir di lisan saja, tapi juga di dalam qalbu.
Merasakan dan menyaksikan keagungan-Nya di alam raya. Orang yang sering
berdzikir, akan mampu banyak bersyukur.
d.Dzikir kalbu :
-Mampu merasakan keagungan nama dan sifat-Nya
-Mampu merasakan kebesaran Allah di jagad raya
e.Wujud syukur :
-Lisan
-Memberi mahabah (daya cinta) dan inabah (efek dari mahabah) pada Allah
-Perbuatan, kuncinya : taat
f.MAHABAH
-Cinta yang tidak berbalas ridho dari Allah bisa disebabkan karena
cintanya tidak dibarengi dengan ketaatan kepada Allah. Itulah cinta yang
sia-sia.
-Ikhlaskan memurnikan ibadah karena Allah semata
g.INABAH
-Ketika kita merasa lebih pintar dari orang lain, itu sombong namanya.
-Hidup ini di antara 2 misteri, yakni ikhtiar insani dan takdir Ilahi.
-Orang yang cerdas dalam menjalankan hidup adalah orang yang mampu menjalani hidup di antara ikhtiar insani dan takdir Ilahi.
-Taufiq adalah pertemuan antara kehendak Allah dan manusia.
h.Tidak harus menunggu berdosa baru bertaubat. Nabi Nuh as selalu menjadikan taubat sebagai gaya hidupnya
i.Alam bawah sadar manusia senang dengan pengulangan.
j.Formula dahsyat sebelum tidur :
-Memaafkan orang lain
-Bertaubat
-Berdzikir
-Mendengarkan murottal sebagai pengantar dan teman tidur
k.Doa Nabi Nuh (Q.S 11 : 45)
l.Nuh berhasil membentengi diri sendiri, tapi tidak berhasil membentengi anaknya (Q. S. Al-A’raf : 59)
5.Belajar dari kisah taubatnya Nabi Yunus as
Q.S. 21 : 87
Ia taubat di dalam perut ikan
6.Belajar dari kisah taubatnya Nabi Ayub as
Ayub adalah hamba paling sabar. Ia tidak minta sembuh pada Allah. Ia
selalu yakin bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah, pasti baik
untuknya.
Jakarta, 230411
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
Saya tergugah dengan pertanyaan Ustadzah Win tadi pagi saat memuroja'ah
hafalan hadist kami. Beliau adalah ustadzah kami dalam kelas tahsin
pekanan di LBQ Al-Utsmani pada semester ini. "Hadistnya cuma pendek kan?
Insya Allah mudah kok dihafal. Apa kendalanya?" Beliau bertanya seperti
itu kepada kami semua. Sindiran yang halus, tapi sangat mengena. .
Ya, pagi ini kami memang harus setoran hafalan hadist yang menjadi tugas
kami sepekan yang lalu. Hadist tersebut berkaitan dengan urgensi
mempelajari tajwid Al-Qur'an. Kami semua belum berhasil memenuhi target
setoran. Terkait kendala, beberapa dari kami mengakui bahwa kendala
utama memang berasal dari diri kami sendiri. Kalau masalah waktu, ya
tidak adil rasanya kalau waktu yang dipersalahkan. Karena kami sama-sama
punya waktu 1 pekan untuk menghafal 8 hadist dan artinya itu.
Saya sendiri baru bisa menyetorkan 5 hadist yang sudah saya hafalkan.
Hmm, berarti masih hutang 3 hadist untuk disetor pekan depan.
Semangat!!! Selain bisa menghafal hadist, mohon doanya juga semoga bisa
menghafal Al-Qur'an sebelum usia 30 tahun (target pribadi). Pokoknya ni
lagi semangat memperbaiki hafalan karena setelah belajar tahsin,
ternyata tajwidnya masih banyak yang perlu dibenahi.
Pada catatan kali ini saya fokuskan tentang bahasan menghafal hadist.
Maksudnya tak lain sebagai motivasi pada diri sendiri pada khususnya.
Harapan besarnya sih semoga menjadi motivasi juga bagi yang membaca
tulisan ini.
Hadist telah disepakati oleh kaum muslimin sebagai sumber ilmu dan hukum
Islam yang kedua, setelah Al-Qur’an. Sebagai sumber ilmu dan hukum,
peran hadist terhadap Al-Qur’an antara lain sebagai berikut:
1. Menegaskan hukum-hukum yang ada di dalam Al-Qur’an
2. Menjabarkan penjelasan Al-Qur’an yang ringkas dan
3. Menetapkan hukum yang tidak ditetapkan di dalam Al-Qur’an.
Salah satu upaya penjagaan sunnah yang terlupakan pada generasi ini
adalah menghafal hadits (hifzhul hadits. Para sahabat Nabi merupakan
contoh ideal dari orang-orang yang berdiri di awal penghimpunan hadits
dengan cara menghafal, mereka memusatkan pikiran dan tenaga demi
kecintaan mereka terhadap tegaknya Islam dengan sunnah.
Karena itulah, para sahabat dan tabi'in serta ulama-ulama hadits sangat
besar perhatiannya kepada hadits. Bahkan mereka mengadakan perjalanan
panjang untuk mendapatkan satu hadits sekalipun.
Di antara kalangan sahabat, yang masyhur dalam menghafal hadits adalah
Abu Hurairah, Abdullah bin 'Abbas, Aisyah, Abdullah bin 'Umar, Jabir bin
'Abdullah, Anas bin Malik, Abū Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'anhum.
Mereka semua termasuk para sahabat yang menghafalkan hadits lebih dari
1000 hadits.
Masih banyak lagi generasi penghafal hadist setelahnya. Mereka berupaya
semampu mereka dalam menghafalnya. Bahkan banyak di antaranya mewariskan
hafalannya kepada anak-anak mereka. Maka, lahirlah generasi penghapal
hadits berikutnya. Inilah gambaran yang membuktikan kepada kita bahwa
menghafal hadits pada kalangan salafus shâleh telah menjadi tradisi yang
dilazimkan dalam rangka menjaga agama ini.
Alangkah baiknya tradisi yang dilahirkan sekaligus diamalkan generasi
terbaik ummat ini dapat kita mulai dari kita dengan menghafal satu atau
dua hadits dan membiasakannya kepada anak-anak kita sebagai generasi
yang akan datang agar kita juga termasuk dalam generasi yang ikut serta
menjaga dan memelihara sunnahnya.
Dengan kedudukan hadits yang tinggi tersebut, maka mempelajari dan menghafalkan hadist memiliki banyak manfaat, di antaranya:
1. Menghafal hadits termasuk dalam tafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama) yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
2. Hadits adalah sumber hukum Islam, maka menghafalnya termasuk dalam salah satu bentuk pembelaan Islam dan Rasul-Nya.
3. Mengutamakan kata-kata beliau di atas kata-kata siapapun juga termasuk bukti kecintaan dan keimanan kepada Nabi Muhammad Saw.
4. Menghafal hadist merupakan salah satu cara untuk menjaga keaslian
hadits dari berbagai upaya perusakan hadits, baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
Berkatalah Anas bin Malik Radhiyallâhu Anhu: ”Dulu ketika kami berada di
dekat Rasulullah Saw., kami mendengarkan hadits-hadits dari beliau,
apabila kami berdiri(telah bubar dari majelis Nabi Shallallâhu Alaihi wa
Sallam) kami saling mengulang hafalan hadits tersebut sampai kami
menghafalnya."
Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Semoga Allah menjadikan berseri-seri
wajah seseorang yang mendengar dari kami hadits lalu dia menghafalkannya
dan menyampaikannya kepada orang lain…” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan
Ibnu Majah dari sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu)
Mari berusaha semaksimal mungkin menghafal hadits-hadits Rasulullah Saw
sebagaimana menghafal Al-Qur'an karena keduanya merupakan keutamaan.
Mari bersemangat dalam mempelajari, menghafalkan dan mengamalkannya,
karena dengan begitu kita turut andil dalam menghidupkan amal kebaikan
ini.
Renungan Sore...
Jakarta, 150411
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
Alhamdulillah, hari ini berhasil bangun pukul 00.00 lebihnya beberapa
detik kayaknya. Setelah melakukan ritual sepertiga malam (baca : sholat
tahajud), akhirnya memutuskan untuk menyalakan laptop. Awalnya mau
menulis sebuah renungan kala tahajud tadi, tapi malah membuka file-file
lama yang tersimpan di flash disk. Insya Allah nulis renungannya setelah
ini saja. Saya tertarik dengan file yang berjudul “Kegombalan di
Kalangan Aktivis Dakwah”. Saya baca keseluruhan artikel yang ditulis
oleh ukhti Aliyah Ash-Shofiyah. Akhirnya saya putuskan untuk memposting
tulisannya. Harapannya sih biar banyak yang tersinggung. Hem!!! ^^v
Maksudnya, biar banyak yang bisa mengambil pelajaran dari tulisan
beliau. Karena saya akui, apa yang ditulis ukhti Aliyah memang
benar-benar terjadi di sekitar kita.
Berikut tulisan beliau yang sudah saya edit (tanpa mengubah substansinya). Silakan disimak!
***
Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia
aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen
perjuangan, ada juga beberapa yang kadang tergelincir pada jebakan
interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama
pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam
satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.
Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih
simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi
fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah
manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada risikonya, terutama
pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa
menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak
dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga
keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu
telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak
ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.
Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya
yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini
harusnya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si
“dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat
pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi
sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian
pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu
(baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar
menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail
bisa juga dalam rapat koordinasi. Hmm, yang terbaru sih lewat FB, baik
itu sering nge-like atau komen status.
Dari pengamatan, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via
SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS
ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti
di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar
mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti!”
“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang
rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Ana nggak rela klo Anti sampai
jatuh sakit…”
Akhwat:
“Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan:
“Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane
sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona.
Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)
Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab merah tadi…”
“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”
“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”
Oh .. NO!!!!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi
SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si
penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada
yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga
yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita
simak penggalan berikut…
Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS
membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih
malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari
seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari
peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari
kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya.
Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan
harapan kita.”
Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim
SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar
jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!
Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak berisiko? Bagus sih
sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud tapi efek sampingnya bisa
menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah
Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit
nyari vaksin atau anti virusnya.
Makanya ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi.
Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan.
Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti nggak hanya
berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin saja kalau jadi nggak
enak makan, nggak nyaman tidur karena tiap mau makan ingat dia, mau
tidur ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa nggak lama-kelamaan bisa
kurus tuh? Trus, siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum
wanita/akhwat.
Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka senang dan
suka bila diberi perhatian, bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta
mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati,
kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap.
Nah tuh, coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai
berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak
sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?
So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi.
Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga jangan
asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang
ngegombal….
Akhwat :
“Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan :
“Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukhti ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.
Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu
Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah
Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.
Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….
Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.
So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral
janji. Nggak usah deh sok perhatian, terlebih lagu bilang suka atau
cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan
semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah
nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama
istrinya. Sampai puas deh, terserah! ^_^
Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh … jangan mudah digombali.
Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan
mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm,
confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka
terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya
jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum
ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna
dengan datang ke orang tua Antunna. Itu baru deh, oke. Waspadalah
…waspadalah …
SO SEMUANYA …. WASPADAI ARUS GOMBALISASI!!!
(Afwan jiddan jika ada yang tersinggung!!!! Just intermezzo… ^__^)
***
Semoga tulisan dari Ukhti Aliyah di atas kembali menyadarkan kita. Kita
sendiri tak bisa menjamin akan keterjagaan hati kita yang kerap naik
turun. Fluktuatif! Oleh karena itu, lebih baik menghindari hal-hal yang
jelas bisa membuat hati kita sakit. Tetap istiqomah, wahai
saudara-saudaraku... Semoga Allah senantiasa meneguhkan dan menjaga
kita. Amin...
Jakarta, 080411_02:55
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
“Assalamu’alaikum. Ri, Wiwik opname di rumah sakit ya? Kok aku nggak
dikasih tahu sih? Wah, sepertinya ada yang perlu dievaluasi dengan
ukhuwah kita. Tega ya kamu nggak ngasih tahu aku, padahal kita kan
sahabat dekat."
Kurang lebih begitulah SMS-ku pada seorang sahabat beberapa bulan yang
lalu. Masih teringat dalam ingatan, waktu itu sampai di kost jam 20.00
lebih. Sampai di kost ada adik kost yang berujar kalau dia habis dari
rumah sakit menengok Wiwik. Ternyata Wiwik dirawat di Rumah Sakit sejak
kemarin karena kena Demam Berdarah. Wah, langsung teringat Nuri sahabat
baikku yang juga sekantor dengan Wiwik dan satu kost sama aku. Mengapa
Nuri tidak memberi tahu aku? Padahal kemarin aku juga menanyakan kondisi
Wiwik. Tapi ia jawab, baik-baik saja kok! Awalnya kesal juga sih, tapi
akhirnya ada ide terbersit. Hmm, saatnya manajemen konflik dipraktikkan!
(baca : mau ngerjain Nuri.com)
Akhirnya malam itu juga aku SMS Nuri seperti di atas. Lamaaa, belum
segera ada jawaban dari Nuri sampai akhirnya Nuri membalas. SMS
balasannya berisi permintaan maaf. Hmm, nggak enak juga sih sebenarnya.
Tapi, tidak ada salahnya menciptakan sedikit konflik dalam persahabatan
kami. Aku hanya ingin merasakan, bagaimana kalau ada konflik di antara
kami karena selama ini hubungan kami baik-baik saja.
Keesokan harinya, aku dan Nuri masih saling diam. Hingga sore harinya
kami bertemu di rumah sakit saat menjenguk Wiwik. Nuri sudah tiba di
rumah sakit lebih dulu dari aku karena habis Maghrib aku baru pulang
dari kantor. Saat bertiga inilah, kami kembali cair. Nuri bahkan sengaja
menungguku sampai di rumah sakit agar bisa pulang ke kost bersama.
Sepulang dari rumah sakit, kami sudah kembali seperti biasa. Seolah tak
ada konflik di antara kami. Ahh, indahnya persahabatan ini. ^^v
Tentang manajemen konflik, aku jadi teringat materi saat Diklat
Prajabatan setahun yang lalu tentang “Membangun Kerjasama Tim”. Saat
diklat itu, aku dikenal teman-teman sebagai salah seorang peserta yang
sering membuat singkatan-singkatan atau rumus-rumus dalam setiap materi.
Ehem! Termasuk dalam materi ini. Waktu itu aku juga mendapat kesempatan
mempresentasikan materi ini di depan teman-teman. Salah satu point yang
aku sampaikan adalah tentang cara menghadapi konflik, terlebih dalam
sebuah tim. Konflik memang bisa terjadi dalam diri sendiri. Tapi yang
aku bahas ini adalah konflik dalam tim.
Tim di sini banyak contohnya, misal dalam lingkungan kerja, dalam dunia
kepenulisan (pengalaman pribadi nih!), dalam rumah tangga (suami-istri),
dalam persahabatan, dalam olahraga, dll. Wajar adanya jika dalam satu
tim sering terjadi perbedaan pendapat atau hal lainnya yang memicu
lahirnya konflik. Konflik harus dihadapi, bukan dihindari karena kalau
konflik dalam tim tidak segera diselesaikan maka akan menyebabkan
perpecahan dalam tim tersebut. Konflik dapat dihadapi dengan “SENYUM”.
[S]adari dan akui adanya konflik.
Tanpa ada pengakuan dan kesadaran akan adanya konflik, maka masalah
tidak akan terpecahkan. Tim yang efektif akan menyadari adanya konflik
sejak dini sehingga tidak akan menjadi penghalang kinerja tim. Oleh
karena itu dibutuhkan kepekaan dalam berinteraksi.
[E]valuasi kinerja tim dan identifikasi konflik
Lakukan evaluasi kinerja dan lakukan identifikasi akar masalah dari timbulnya konflik, apakah dari personal atau sistem.
[N]etral terhadap semua pendapat.
Lakukan sumbang saran. Libatkan semua tim untuk mengungkapkan pendapat
dengan bersikap netral pada pendapat-pendaoat tersebut dan pada orang
yang mengemukakannya.
[Y]akin bahwa konflik akan cepat selesai jika diselesaikan bersama.
Selesaikan konflik secara bersama, bisa dengan diskusi bersama secara terbuka.
[U]ntuk menemukan solusi, buat kesepakatan
Personel tim bekerja sama dan saling berlapang dada dalam mengambil
setiap keputusan sebagai solusi konflik tersebut agar tidak melahirkan
konflik baru.
[M]engkaji solusi
Mengkaji solusi sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas solusi
yang diberikan tersebut. Kalau sekiranya solusi sebelumnya kurang tepat,
bisa dilakukan kaji ulang untuk menemukan solusi lain yang lebih baik.
Semoga rumus “SENYUM” di atas bisa menjadi alternatif solusi dalam
menghadapi konflik. Tidak ada salahnya jika kita menciptakan adanya
konflik jika memang diniatkan sebagai sarana pembelajaran. Jujur,
setelah ‘keusilan’-ku yang sempat melahirkan ‘pertengkaran kecil’ di
atas, aku dan Nuri semakin akrab saja. Bisa dicoba! Tapi hati-hati juga
ya... ^^v
Sedih bila kuingat pertengkaran itu
Membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu hilang canda tawamu
Tak ingin aku begini tak ingin begini
Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat
Buat batinku menangis
Mungkin karena egoku mungkin karena egomu
Maaf aku buat begini maaf aku begini
Bila ingat kembali janji persahabatan kita
Tak kan mau berpisah karena ini
Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah
Karena aku ingin tetap sahabatmu
(Backsong : Pertengkaran Kecil_Edcoustic)
Jakarta, 070411_06:13
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com
Tulisan ini
diposting pada bulan April 2011 di blog sebelumnya.
Alhamdulillah, setelah sekian lama (hampir sebulan ini) tidak puasa
Senin-Kamis, akhirnya hari ini mulai puasa lagi. Astaghfirullah, sudah
lama ya? Kenapa bisa begitu? Hmm, sebenarnya saya mencoba untuk rutin
menjalankan puasa sunnah. Akan tetapi, bulan Februari kemarin sering
terkendala masalah kesehatan. Sempat sakit flu berat dan panas-dingin
hampir 2 minggu. Atau saat diniatkan puasa, malah kena 'lampu merah'.
Jadi batal deh. Tapi alhamdulillah, hari ini bisa mulai kembali.
Istirahat siang ini saya manfaatkan dengan menulis tentang Puasa
Senin-Kamis yang saya ambil dari berbagai sumber. Saya tulis sebagai
pengingat buat diri saya sendiri dan semoga bermanfaat untuk semua
pembaca. Semoga menjadikan penyemangat bagi kita semua untuk bisa
mengamalkan salah satu Sunnah Rasulullah SAW ini.
Dahsyatnya Puasa Senin Kamis.
Siapa sih yang tidak ingin awet muda, bebas penyakit, sekaligus selamat
dunia akhirat ? Kalau kita ingin mendapatkan semua itu, cobalah berpuasa
Senin-Kamis secara teratur.
Kebanyakan dari kita tentunya pernah mendengar puasa Senin Kamis sebagai
puasa sunnah di dalam Islam. Namun, berapa yang benar-benar berusaha
merutinkan puasa tersebut?
Kalau hari itu kebetulan ada acara pengajian dan makan-makan, bukannya
lebih enak makan-makan ketimbang puasa sunnah? Kalau pagi itu kebetulan
tidak sempat sahur, bukannya lebih nyaman absen puasa dulu?
Bagaimanapun, puasa Senin Kamis itu hanyalah 'sunnah' bukan ?
Tak banyak dari kita yang tahu benar hikmah puasa Senin Kamis dari segi
spiritual, kesehatan dan keutamaannya di hadapan Allah. Oleh karena itu,
ada baiknya kita mengupas hikmah puasa Senin Kamis supaya kita lebih
semangat menjalaninya.
Alasan utama mengapa puasa Senin Kamis disunahkan dalam Islam ialah karena Rasulullah sering berpuasa di kedua hari tersebut.
Tapi, apa keutamaan Senin dan Kamis ?
Sehubungan dengan hal ini ada 2 hadis dari Rasulullah yg berkenaan dengan pemilihan hari Senin dan Kamis.
Yang pertama, dalam Hadist Riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah
mengatakan bahwa semua amal dibentangkan di hari Senin dan Kamis. Karena
itu, sebagai orang beriman, sungguhlah baik bila pada saat malaikat
melaporkan amalan kita itu kita tengah berpuasa.
Yang kedua, hari Senin Kamis adalah hari istimewa karena pada hari
itulah Rasulullah dilahirkan, menjadi rasul dan mendapat wahyu (HR
Muslim).
Jadi terlihat disini bahwa hari Senin dan Kamis adalah hari istimewa dari sisi religius.
Dari sisi logika, bisa dilihat bahwa hari Senin dan Kamis membagi satu
'minggu' menjadi dua bagian yang hampir sama rata. Jadi kentara sekali
bahwa puasa Senin Kamis mempunyai fungsi maintenance atau pemeliharaan.
Analoginya mungkin sama dengan pembagian waktu minum obat kala kita
sakit. Tentu kita ingat, kala kita sakit, kita sering disuruh minum obat
2x sehari, yaitu 1x di pagi hari dan 1x di malam hari. Kalau dilihat,
waktu2 dimana kita disuruh minum obat 2x tersebut membagi kurang lebih
hari itu menjadi 3 bagian yang sama. Hal ini berlaku juga dengan Senin
dan Kamis yang membagi satu minggu menjadi dua bagian.
Dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis, secara tidak langsung kita
melakukan maintenance untuk diri kita secara rutin baik dari segi
spiritual maupun jasmani.
Lalu, apakah keutamaan puasa yang berkelanjutan seperti puasa Senin Kamis ini ?
Keutamaan yang pertama ialah karena puasa Senin Kamis melatih kita
secara teratur untuk menghindarkan diri dari pekerjaan dosa. Kalau ada
latihan efektif untuk 'anger management' atau latihan kesabaran, maka
itulah puasa. Karena itu, cocoklah jika dikatakan bahwa puasa adalah
zakat jiwa, dimana pada saat puasa, kita membuang perangai buruk.
Sehingga sesudah puasa, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih.
''Segala sesuatu itu ada zakatnya,sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separo kesabaran''.(HR. Ibnu Majah).
Dengan menghilangnya perangai buruk kita, minimal seminggu dua kali,
maka bisa juga dikatakan bahwa ''Puasa adalah benteng yg membentengi
seseorang dari api neraka yg membara''.{HR.Ahmad dan Baihaqi}.
Keutamaan yang kedua ialah karena puasa Senin Kamis bisa meningkatkan
amalan kita. Biasanya, seseorang yang kekenyangan dan keenakan cenderung
malas beribadah. Puasa menjadikan kita lebih produktif dalam beribadah
karena selain kita tidak lagi dalam posisi keenakan, orang yang berpuasa
juga cenderung ingin beribadah ekstra. Disamping itu, puasa bisa
melembutkan hati. Ini karena dengan puasa, kita cenderung lebih
berempati dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung dibanding kita.
Karena itu, puasa bisa menjadikan kita lebih dekat dengan Allah dan
lebih bertakwa.
Tidaklah salah kalau dalam Quran disebutkan bahwa puasa diperintahkan
pada kita dan orang2 sebelum kita supaya kita menjadi orang yang
bertakwa (Al Baqarah 183).
Selain dari keuntungan dari segi emosional spiritual seperti yang
dijelaskan diatas, puasa juga memiliki keutamaan dari segi kesehatan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini sudah ada banyak riset yang
menyimpulkan bahwa puasa yang teratur itu baik untuk kesehatan.
Manfaat kesehatan dari puasa yang paling populer adalah puasa bisa
dibilang sebagai cara ampuh untuk membatasi kalori yang masuk ke tubuh
kita. Dalam Islam dan bidang kedokteran, dianjurkan untuk tidak makan
berlebihan, karena makanan yang berlebih dan tidak sehat bisa
menimbulkan penyakit. Lihat saja masyarakat di negara makmur yang mana
makanan berlimpah. Selain tingkat obesitas tinggi, masyarakat
negara-negara tersebut banyak yang mengidap diabetes dan jantung yang
notabene sering dijuluki sebagai penyakit orang kaya. Dengan puasa
Senin Kamis, paling tidak, dalam dua kali seminggu, kita membatasi
kalori yang masuk dalam tubuh kita.
Manfaat lain dari puasa ditinjau dari segi kesehatan yang juga banyak
dipopulerkan adalah fungsi pembersihan dan penyembuhan. Dengan
istirahatnya sistem
pencernaan kita selama puasa, maka memungkinkan sistem2 lain di tubuh
kita untuk bekerja dengan lebih baik, misalnya sistem imunitas. Inilah
sebabnya mengapa orang yang sakit atau binatang yang terluka suka
menolak makan. Andaikata kita tidak sedang sakit pun, polisi imunitas
bekerja keras saat kita puasa. Jika polisi-polisi ini mendeteksi hal-hal
yang kira-kira nanti bisa membuat kita sakit atau hal-hal abnormal,
seperti tumbuhnya kista atau tumor, maka pada hari kita puasa, mereka
bisa memberantasnya.
Sistem detoksifikasi tubuh juga bekerja lebih lancar jika kita tidak
menerima asupan lagi. Disini, mungkin kita bisa membayangkan sistem
pembersihan tubuh kita seperti pegawai yang kewalahan mengerjakan
tugasnya kalau tugas datang bertubi2. Akibatnya, fungsi pembersihan
tubuh tidak terkerjakan dengan maksimal dan sangat mungkin luput
mengeliminasi beberapa zat-zat yang kurang baik untuk tubuh kita. Dengan
berhentinya asupan, maka tugas dari sistem pembersihan tubuh kita
menjadi lebih manageable sehingga kinerjanya menjadi lebih maksimal.
Sistem peremajaan juga bekerja dengan maksimal saat kita puasa karena
Allah mendesain tubuh kita untuk mengeluarkan hormon yang erat kaitannya
dengan anti-aging kala kita puasa. Karena itu tidaklah mengherankan
jika pada suatu eksperimen ditemukan bahwa cacing yang berpuasa bisa
hidup 19 generasi lebih lama dibanding cacing yang tidak berpuasa. Kalau
ada obat anti aging yang ampuh, itulah puasa. Bisa jadi puasa Senin
Kamis secara teratur nantinya menjadikan kita awet muda dan bebas
penyakit di hari tua.
Lalu bagaimana dengan orang yang sering mengeluhkan tidak bisa bekerja
karena kelaparan dan lemas pada saat puasa seperti yg terlihat jelas di
Indonesia dimana kinerja orang menjadi turun saat puasa? Jika hal ini
terjadi, bisa jadi kelaparan itu terjadi karena kita tidak bekerja
dengan baik atau kurang konsentrasi. Yang jelas, puasa tidak mempunyai
pengaruh buruk terhadap otak dan daya pikir kita. Malahan, sudah ada
penelitian yang membuktikan bahwa puasa malah meningkatkan daya pikir
kita.
Masih banyak lagi manfaat kesehatan dari puasa,misalnya puasa bisa
menghindari atau mengurangi diabetes dan penyakit vascular seperti
jantung. Yang jelas, kala Sang Pencipta kita mewajibkan kita puasa
minimum setahun sekali selama Ramadhan , Dia tahu bahwa puasa itu baik
bagi kita. Bayangkan dahsyatnya puasa kala kita bisa merutinkannya
seminggu dua kali seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Walaupun begitu, perlu diingat dan digarisbawahi bahwa semua amal
tergantung niat. Jika niat puasa kita hanyalah dari segi kesehatan, maka
itulah yang kita dapat. Namun kala niat puasa kita adalah dalam rangka
meningkatkan kualitas spiritualitas kita dan mendekatkan diri pada Allah
maka tidak hanya kita mendapat fisik yang prima, namun juga ridho Allah
dan keselamatan dunia akhirat. Sebagai muslim, ridha Allah terletak di
atas segala-galanya. Allah sangat menyukai orang yang berpuasa karena
Allah, sehingga Allah menjanjikan gerbang khusus di surga bagi yang
gemar berpuasa, yaitu Ar-Rayyan (H.R Muslim).
Maka dari itu, marilah kita galakkan dan rutinkan puasa-puasa sunnah
seperti puasa Senin Kamis dalam rangka meraih ridha Allah dan salah satu
cara untuk meraih jannahNya. Insya Allah dengan puasa yang rutin, kita
tidak hanya mendapat balasan di akhirat nanti, tetapi kita juga mendapat
keuntungan di dunia berupa kesehatan yang prima dan daya pikir yang
jernih.
Disarikan dari berbagai sumber
Aisya Avicenna
Tulisan ini
diposting pada bulan Maret 2011 di blog sebelumnya.