"Tik, besok kamu dan
Anggi ikut saya ke Batam ya!" perintah dari Pak Arman pagi itu cukup
mengagetkan.
"Jangan
lupa siapkan bahan dan surat tugas untuk besok, ini undangannya," kata
beliau lagi.
Saya baca
lembar disposisi yang terlampir di undangan tersebut. Ternyata besok Pak Arman
didaulat direktur untuk menggantikan sebagai narasumber acara sosialisasi.
Sejak kuliah S1 tahun 2005
lalu, saya mempunyai sebuah catatan-catatan impian yang kemudian saya salin ke
dalam sebuah buku (dream book). Lalu pada tahun 2009, saat mengikuti
seminar kewirausahaan dengan mentor Bapak Heppy Trenggono di Universitas
Diponegoro Semarang, kami ditantang membuat "Dream Board".
Impian-impian yang dituliskan harus divisualisasikan dalam bentuk gambar
kemudian ditempel di selembar kertas besar.
Saya sangat terinspirasi
dari firman Allah dalam QS Al-Mulk ayat 15 yang artinya,
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan."
Saat pertama kali ta’aruf atau berkenalan dengan calon
suami saya waktu itu, saya agak terkejut dengan nama “Lahat” ketika beliau
menjawab dari mana asalnya. Lahat, jamak dari kita pasti terpikir liang lahat,
kan ya? Ternyata Lahat adalah nama kabupaten di Sumatera Selatan. Coba intip di KBBI. Bahkan "liang lahat" itu yang baku penulisannya “liang lahad”, pakai
huruf “d”. Ada yang baru tahu?
Diclaimer: Cerpen ini saya ikutkan dalam lomba Ramadan Menulis (Ramen) yang diselenggarakan oleh Masjid Al-Arqam BPS RI tahun 2023 dan berhasil meraih juara 2. Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata.
AMANAH
Arfan keluar
membawa gunting, “Kutujah gek kau!” teriaknya ke arah Rian dengan penuh amarah.
Rian terkejut
dan berlari ke halaman rumah.
Alhamdulillah, sangat bersyukur meski dadakan akhirnya bisa memberikan kejutan untuk Ibuk di Semarang. Dalam waktu yang sangat mepet karena akhir pekan ini insya Allah akan berangkat, jadi mengikhtiarkan waktu yang ada untuk bersua Ibuk tercinta.